TEMPO.CO, Jakarta- Kelompok ilmuwan dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG) menyebutkan bahwa varian baru virus corona Covid-19 di Inggris rentan pada anak-anak. Virus dengan 17 mutasi di dalamnya itu ditemukan mampu menyebar cepat, menginfeksi anak-anak sama seperti yang terjadi pada orang dewasa.
Ilmuwan telah melacak varian itu, dan mengatakan bahwa virus itu dengan cepat menjadi strain atau galur dominan di selatan Inggris, dan bisa segera melakukan hal yang sama di seluruh negeri. Profesor penyakit menular dari University of Oxford dan Ketua NERVTAG, Peter Horby, menerangkan virus ini memiliki keunggulan penularan dibandingkan varian lain yang ada di Inggris.
Baca juga:
Varian Baru Virus Corona Covid-19 di Inggris, Punya 17 Mutasi Sekaligus
“Kami yakin virus ini berbeda dengan varian virus corona lain yang menyebar di Inggris,” ujar Horby, seperti dikutip dari Reuters, Selasa 22 Desember 2020.
Sementara profesor dan ahli epidemiologi penyakit menular di Imperial College London, Neil Ferguson, menjelaskan, ada petunjuk bahwa virus ini memiliki kecenderungan lebih besar menginfeksi anak-anak. Menurutnya, tim belum menetapkan kausalitas apapun tentang itu, tapi masih bisa melihatnya melalui data.
"Kami perlu mengumpulkan lebih banyak data untuk melihat bagaimana perilakunya di masa mendatang,” kata Ferguson yang juga anggota NERVTAG.
Wendy Barclay, profesor virologi di NERVTAG, kolega Ferguson di Imperial College, menunjuk kepada perubahan pada cara virus itu memasuki sel manusia. Ini yang berada di balik kemungkinanan anak-anak sama-sama rentan terhadap virus ini saat dewasa.
“Oleh karena itu, dengan pola pencampuran mereka, Anda akan melihat lebih banyak anak yang terinfeksi,” kata Barclay.
Baca juga:
Mutasi Virus Corona Jadi lebih Menular Tereteksi di Indonesia
Munculnya varian baru SARS-CoV-2 ini, yang menurut para ilmuwan memiliki kemampuan menyebar hingga 70 persen lebih cepat, telah mendorong beberapa negara menutup daerah perbatasannya dengan Inggris. Sedang di dalam negeri, sebagian besar wilayah terdorong ke pembatasan yang ketat pada periode Natal dan Tahun Baru.
REUTERS