TEMPO.CO, Bandung -Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (Unpad) merancang tes Covid-19 cepat dari sampel air liur orang yang diperiksa. Metode itu bisa dipakai untuk tes mandiri atau dilakukan sendiri di rumah.
Tim juga menyiapkan aplikasi khusus untuk menunjang sistem pelaporan hasil pemeriksaan tes cepat.
Koordinator Peneliti Diagnostik Covid-19 Unpad Muhammad Yusuf mengatakan, secara umum perangkat atau kit tes cepat berbasis antigen dan air liur ini sama.
“Hanya beda jenis sampelnya,” kata dia, Selasa, 22 Desember 2020. Tes dengan air liur itu menurutnya bukan teknik baru. Salah satu metode tes HIV misalnya dilakukan dengan cara serupa.
Baca juga : 2 Lokasi Rapid Test Antigen di Bandara Ahmad Yani Semarang, Cek Jam Bukanya
Jika sampel yang diperiksa pada tes cepat antigen alias Rapid Test Antigen berasal dari usapan (swab) di saluran pernafasan bagian atas atau nasofaring, sampel air liur berasal dari mulut yang menganga ke bawah. Cara meludah untuk mendapatkan air liur tidak disarankan. Alasannya menurut dokter patologi klinis, kata Yusuf, karena air liur bisa bercampur dengan lendir atau dahak.
Selain itu saran dari dokter, idealnya air liur untuk sampel pemeriksaan diambil segera setelah bangun tidur, atau sebelum benda lain masuk ke dalam mulut seperti berkumur air, makan, atau menggosok gigi.
Tim riset kata Yusuf, menargetkan dalam waktu dua bulan ke depan tes cepat dari air liur sudah bisa diuji. “Kita sedang cari formula terbaik untuk bisa mengekstraksi protein virusnya dari sampel air liur,” ujar Sekretaris Pusat Riset Bioteknologi Molekular dan Bioinformatika Unpad itu.
Pengalaman dari nol ketika membuat tes cepat antigen untuk mendeteksi Covid-19 menjadi landasan tim untuk proses pembuatan tes cepat dari sampel air liur ini. Skema rancangannya sampai pengujian menurut Yusuf berlaku sama, termasuk protokol riset untuk diajukan ke Komite Etik Penelitian di Unpad. Tim juga telah menyampaikan rencana riset baru itu ke Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN). “Kami sudah mengajukan proposal untuk didanai,” kata dia.
Yusuf telah melihat alat tes cepat Covid-19 dari sampel air liur itu kini sudah ada yang mempromosikannya di media sosial. Produk itu hasil impor dari Cina. Tim Unpad merancang kelebihan lain yang tidak dimiliki alat impor itu, yaitu sistem hasil pemeriksaan dan pelaporan ke pemerintah atau rumah sakit. “Idealnya setiap kit tes cepat terkoneksi dengan sistem yang bisa melaporkan dan memberikan sertifikat elektronik apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak,” katanya.
Menggunakan aplikasi khusus, sistemnya dinamakan Portal CePAD. Tim peneliti akan memasang barcode pada setiap kit tes cepat, baik yang antigen maupun dari sampel air liur. Nantinya pengguna tes cepat akan diminta masuk ke sistem itu sesuai identitas di kartu tanda penduduk dan nomor handphone. Manfaat lain, menurut Yusuf, orang yang diperiksa bisa menunggu hasilnya di rumah.
Penyampaian hasil tes itu akan disertai rekomendasi. Misalkan hasil tesnya positif, sistem akan menyarankan pasien untuk menghubungi fasilitas kesehatan. Sementara jika hasil tesnya negatif namun disertai gejala Covid-19, akan disarankan untuk isolasi mandiri atau melakukan swab test. “Kalau negatif dan tidak bergejala maka aman,” katanya.
ANWAR SISWADI