TEMPO.CO, Jakarta -Sebuah tim peneliti internasional telah mengidentifikasi lebih dari 109.000 kawah bekas tabrakan di Bulan yang sebelumnya tidak diketahui, dengan menggunakan metode pembelajaran mesin.
Studi yang dipimpin oleh para peneliti dari Universitas Jilin itu dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Baca: Miliki Sampel Batu dari Bulan, Ini yang akan Dilakukan Cina
Kawah tabrakan merupakan karakteristik permukaan Bulan yang paling mencolok dan mengisi sebagian besar permukaan Bulan. Dengan metode identifikasi otomatis tradisional, umumnya sulit untuk menemukan kawah-kawah tabrakan yang tidak teratur dan rusak parah yang mungkin telah terbentuk pada periode-periode awal.
Untuk mengidentifikasi kawah secara efektif dan memperkirakan usianya, para peneliti menerapkan metode pembelajaran transfer dan melatih jaringan saraf dalam (deep neural network) dengan data kawah-kawah yang sudah teridentifikasi sebelumnya.
Dengan menggabungkan data yang dikumpulkan oleh wahana jelajah Bulan Chang'e-1 dan Chang'e-2 China, para peneliti mengidentifikasi 109.956 kawah tabrakan baru. Mereka juga memperkirakan usia 18.996 kawah yang baru terdeteksi yang memiliki diameter lebih dari 8 km.
Sementara itu, para peneliti telah membuat sebuah basis data kawah tabrakan Bulan baru untuk wilayah lintang menengah dan rendah Bulan.
Yang Chen dari Universitas Jilin, salah seorang peneliti, mengatakan bahwa basis data kawah Bulan sangat berharga untuk penelitian ilmiah di Bulan.
"Strategi yang dipakai dapat diterapkan untuk membantu studi kawah, menghasilkan saran yang dapat diandalkan untuk penelitian planet," kata Yang.
Model penelitian ini telah diterapkan untuk mengidentifikasi kawah-kawah tabrakan kecil di lokasi pendaratan wahana Chang'e-5, tambah Yang.
XINHUA | ANTARA