TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Nina Susana Dewi, menambah puluhan ranjang di ruang isolasi pasien Covid-19.
Penambahan itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus pasca liburan Natal dan Tahun Baru 2021. “Ada lonjakan pasien Covid-19 dalam tiga bulan terakhir di RSHS Bandung,” ujarnya.
Baca:
Hari Natal, Ranjang Pasien Covid-19 di RSHS Bandung Tersisa 3 Unit
Pengelola rumah sakit kini menambah 40 ranjang di lantai 5 Gedung Kemuning. Bangunan itu merupakan sentral ruang perawatan isolasi pasien khusus Covid-19 yang berkategori sedang hingga berat. Sebelumnya RSHS Bandung telah menambah 40 ranjang di lantai 4. “Jadi total 195 tempat tidur,” kata Nina dalam keterangan lewat video, Senin, 28 Desember 2020.
Hitungan penambahan itu untuk mengantisipasi jika terjadi kenaikan pasien berkisar 20-50 persen dari kondisi sekarang. Selama ini sejak temuan Covid-19 pada Maret lalu, tercatat 2.075 pasien berkasus suspek dan terkonfirmasi di RSHS Bandung. Rata-rata per hari kata Nina, ada 110-120 pasien yang dirawat.
Dari 155 ranjang di empat lantai Gedung Kemuning dan 11 ruang Instensive Care Unit (ICU), rasio keterisian ranjang atau Bed Occupancy Ratio (BOR) sekitar 91 persen di ruang ICU dan 70-80 persen di kamar isolasi.
Skenario lain jika pasien membeludak sampai 50 hingga 100 persen, RSHS Bandung akan menambah lagi ruang isolasi baru. “Kami akan pakai ruang rawat umum di sekitar Gedung Kemuning dan ICU,” ujar Nina. Tambahan yang disiapkan yaitu 50 ranjang dan 4 kamar ICU, sehingga totalnya bisa mencapai 294 ranjang dan 15 kamar ICU untuk pasien Covid-19.
Jika lonjakan melampaui 100 persen lebih, RSHS akan menggunakan gedung lain. Kesiapan lain, menurut Nina, terkait sumber daya manusia yang rencananya akan minta bantuan ke pihak lain. Adapun obat sudah disiapkan stok untuk 3 bulan dan pengadaan baru di 2021.
Nina berharap masyarakat terus mengetatkan protokol kesehatan dengan cara rajin mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak semeter lebih. “Libur ini yang paling aman diam di rumah tidak pergi ke luar kota, tidak ke tempat umum dan kerumunan,” ujarnya. Dia juga menyarankan warga berolahraga rutin, makan dengan asupan bergizi, serta cukup istirahat.
Masa libur panjang menjadi momok bagi pihak rumah sakit. Berdasarkan tes massal terbaru yang dilakukan secara berkala di lingkungan internal RSHS Bandung, terjadi kenaikan jumlah infeksi. “Dengan bukti adanya libur panjang (positivity rate) naik jadi 2,8 persen,” kata Nina.
Sebelumnya pada September lalu, dari 4.000 orang yang diperiksa itu hanya 0,3 persen yang positif terinfeksi. “Setelah dikaji ternyata bukan karena hubungan petugas RSHS dengan pasien melainkan dengan komunitas seperti di rumah, tempat umum, kerumunan, naik kendaraan umum ke luar kota,” ujar Nina.
Sementara itu statistikawan Universitas Padjadjaran, Yuyun Hidayat, memprediksi total kasus Covid-19 pada periode 27 Desember–2 Januari berkisar 738.448–772.490 orang. Adapun kasus aktifnya antara 94.977–152.759 orang. Angka prediksi itu meningkat dari kasus yang dilaporkan pemerintah, yaitu total 706.837 orang hingga periode 20-26 Desember 2020 dengan kasus aktual 109.150 orang.
ANWAR SISWADI