TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa, membuat pertemuan darurat dalam Satgas Penanganan Covid-19 setempat setelah jumlah kasus infeksi penyakit itu menembus angka satu juta pada Minggu malam, 26 Desember 2020. Varian baru virus corona Covid-19 yang lebih infektif, 501.V2, menyebar cepat mendominasi di banyak wilayah di mana banyak kasus bermunculan kembali.
Kapasitas rumah sakit seluruhnya terisi penuh sementara belum ada tanda-tanda gelombang wabah varian baru itu bakal mencapai puncaknya. Karena situasi itu, Ramaphosa didesak segera mengumumkan keputusan untuk kembali menerapkan pembatasan ketat di seantero negeri.
Baca juga:
Selain di Inggris, Varian Baru Virus Corona Menyebar Cepat di Afrika Selatan
Cara itu dianggap satu-satunya yang bisa memperlambat laju penularan infeksi si virus--pemilik mutasi genetik yang sama dengan varian baru di Inggris, B117, yang juga tengah menyebar dengan cepat. "Kita bukan tidak berdaya menghadapi varian baru ini. Kita bisa mengubah perilaku untuk mempersempit ruang gerak virus tersebut," kata ahli penyakit menular, Richard Lessells.
Per Minggu malam waktu setempat, Afrika Selatan telah melaporkan sebanyak 1.004.431 kasus Covid-19 di antara 60 juta populasi penduduknya. Angka itu sudah termasuk 26.735 kematian. "Sejuta kasus itu sudah sangat serius, tapi angka sebenarnya dari jumlah kasus dan kematian itu sudah hampir pasti lebih besar lagi," kata Lessells.
Berdasarkan hasil whole genome sequencing, Lessells menunjuk varian baru virus corona Covid-19 menyebar cepat mendominasi di provinsi wilayah pantai Western Cape, Eastern Cape, dan KwaZulu-Natal. Belum bisa dipastikan apakah virus itu juga menyebar di provinsi lain seperti Johannesburg yang menjadi provinsi dengan populasi terpadat.
"Tapi, seiring dengan orang-orang kembali dari liburan di pantai, virus itu mungkin akan datang bersama mereka," kata Lessells, "Termasuk dibawa menyeberang ke negara Afrika lainnya."
Di Afrika Selatan, angka kasus baru harian Covid-19 telah melonjak dua kali lipat sepanjang dua pekan belakangan. Dari 10,24 per 100 ribu orang pada 12 Desember menjadi 19,86 pada 26 Desember lalu. Adapun inokulasi pertama vaksin Covid-19 di negara itu ditargetkan baru dilakukan pada awal tahun depan.
Baca juga:
Varian Baru Virus Corona Covid-19 di Inggris, Punya 17 Mutasi Sekaligus
"Jumlah pasien yang datang ke rumah sakit kami telah melampaui jumlah saat puncak wabah pertama yang lalu dan hampir seluruh ruang ICU yang kami miliki kini sudah penuh," bunyi keterangan Mediclinic International, satu di antara tiga jaringan rumah sakit swasta di Afrika Selatan, Minggu.
GUARDIAN | AP | REUTERS