TEMPO.CO, Jakarta - Virus corona Covid-19 atau SARS-CoV-2 telah mewabah di muka Bumi sepanjang tahun ini--dan belum berakhir. Hingga Rabu malam ini, 30 Desember 2020, sebanyak lebih dari 82 juta populasi di dunia dilaporkan telah diinfeksi virus penyebab pneumonia itu dan hampir 1,8 juta di antaranya meninggal.
Negara besar dan kecil, maju dan terbelakang, di tengah benua maupun samudera, tak ada yang resisten dari wabah virus yang diyakini telah melompat dari hewan ini. Dari anak-anak sampai lansia juga tak kuasa menghindar darinya karena virus menyebar lewat mobilitas warga dan mudah menular lewat kontak juga menumpang droplet.
Menyebar dari Cina, virus corona Covid-19 kini telah mengubah dunia. Sebuah normal baru pun muncul. Secara bersamaan para ilmuwan dipaksa cepat memahami si virus baru dan mencari kelemahan-kelemahannya. Gagap, sudah pasti. Kontroversi, bukan sekali-dua kali terjadi.
Berikut kilas balik perjalanan pandemi ini dari sisi sains dan teknologi,
1. Penemuan dan Dokter Li Wenliang
Termasuk yang pertama menyadari bahaya virus corona jenis baru ini adalah seorang dokter mata di Rumah Sakit Umum Pusat Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, bernama Li Wenliang. Dokter berusia 34 tahun itu telah mengingatkan rekan-rekannya setelah mendapati beberapa pasien diketahui mengalami gejala mirip SARS yang mewabah di negara itu pada 2003.
"Infeksi virus corona tipe baru sudah terkonfirmasi dan jenisnya sedang diidentifikasi. Beri tahu semua keluarga dan kerabat agar waspada," pesan Li di grup Wechat yang beranggotakan bekas teman sekolahnya pada 30 Desember 2019.
Peringatan itu malah berbuntut pemanggilan Li dan delapan rekannya oleh kepolisian di Wuhan pada 3 Januari 2020 karena dianggap menyebarkan isu yang bisa menimbulkan kepanikan. Pada saat itu pula Biro Kesehatan Kota Wuhan menyatakan bahwa tidak ada bukti virus tersebut dapat ditularkan antarmanusia.
Namun, virus tersebut justru menular dari individu ke individu. Kematian pun mulai terjadi. Sehingga pemerintah pusat mengambil serangkaian kebijakan, salah satunya dengan mengunci (lockdown) Kota Wuhan dan beberapa kota lainnya di Provinsi Hubei.
Dokter Wuhan, Li Wenliang, Wuhan yang memperingatkan wabah virus Corona meninggal dunia setelah positif terinfeksi virus Corona. Li Wenliang sempat ditahan oleh polisi Wuhan bulan lalu karena dituduh menyebarkan hoaks virus Corona. Twitter.com
Setelah menandatangani surat teguran, Li kembali bekerja. Dia ikut menangani pasien yang terinfeksi virus corona jenis baru itu. Hingga pada 10 Januari dia mengalami batuk dan demam pada hari berikutnya. Dia dirawat di rumah sakit pada 12 Januari 2020 dan dinyatakan positif terinfeksi virus itu. Nyawa Li tidak tertolong pada 7 Februari 2020.
Kemudian tiga rekan kerja Li, yang juga para dokter yang pertama kali memperingatkan tentang virus corona baru, meninggal akibat terinfeksi virus itu. Mereka adalah Zhu Heping (66 tahun) meninggal 9 Maret, Mei Zhongming (57 tahun) meninggal pada 3 Maret, dan Jiang Xueqing (57 tahun) meninggal 1 Maret 2020 lalu.
2. Menular Antar-Manusia
Virus ini pertama kali tertedeksi dapat menular antar manusia pada Januari 2020. Ketua tim peneliti yang ditunjuk pemerintah Cina, Zhong Nanshan, mengatakan virus yang saat itu dianggap misterius yang telah menewaskan sedikitnya empat orang itu dapat menular antar manusia.
Sebelumnya, otoritas kesehatan Cina mengatakan kalau dalam banyak kasus, virus itu hanya menyebar dari hewan ke manusia. "Sekarang kami dapat memastikan bahwa itu adalah fenomena penularan dari manusia ke manusia," kata Nanshan.
Pada 14 Januari 2020, Cina mengkonfirmasi kematian empat orang yang diakibatkan virus itu di Wuhan. Kabar itu meningkatkan tekanan pada pemerintah Cina untuk mengatasi krisis kesehatan masyarakat yang meningkat.
Sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung mengadakan pertemuan darurat membahas ancaman wabah virus corona dari Cina, keesokan harinya. Pakar kesehatan masyarakat di Imperial College London, Inggis, Neil Ferguson, menekankan efisiensi virus itu menyebar dari orang ke orang. Menurutnya, tiga kasus di luar Cina sudah cukup mengkhawatirkan dunia.
Situasinya dianggap bertambah mencekam karena jutaan warga Cina pada waktu yang sama akan melakukan perjalanan liburan Tahun Baru Imlek. Ini menambah kekhawatiran bahwa virus penyebab pneumonia itu dapat menyebar dengan cepat dan skala yang lebih luas.
Presiden Cina Xi Jinping langsung bertindak dan menyatakan bahwa wabah itu harus ditanggapi dengan serius. “Perlindungan masyarakat merupakan prioritas utama dan penyebaran penyakit ini harus diatasi,” katanya saat itu.
Pihak berwenang juga mulai melaporkan bahwa kasus-kasus baru infeksi, dan terdeteksi untuk pertama kalinya di Beijing, Shanghai dan Guangdong, semuanya ratusan mil dari Wuhan. Bahkan, kasus-kasus juga telah dilaporkan di Jepang, Korea Selatan dan Thailand.