TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perawat dari San Diego, Amerika Serikat, bernama Matthew W. dinyatakan positif terinfeksi virus corona Covid-19 setelah lebih dari sepekan disuntik vaksin. Dia disuntikkan vaksin dari Pfizer.
Pria yang berusia 45 tahun itu bekerja sebagai petugas Ruang Gawat Darurat di dua rumah sakit di California Selatan. “Setelah menerima vaksin, lengan saya merasakan sakit selama seharian,” ujar dia, seperti dikutip The Hill, 30 Desember 2020.
Baca:
Dosen dan Pegawai Positif Covid-19, UNM Perpanjang Isolasi Area Kampus
Enam hari kemudian pada Malam Natal, 25 Desember 2020, dia jatuh sakit setelah bekerja shift di unit Covid-19. Dia menggigil, dan bersamaan dengan itu dia juga merasakan nyeri otot dan kelelahan.
Dan keesokan harinya, 26 Desember 2020, dia kembali dinyatakan positif Covid-19.
Meski mengecewakan, spesialis penyakit menular dari Pusat Kesehatan Keluarga San Diego Christian Ramers menerangkan, hasil tersebut sudah diduga. “Ini sudah diduga. Jika Anda menghitung angkanya, ini persisnya yang kami perkirakan terjadi jika seseorang terekspos," kata Ramers kepada US News.
Ramers mencatat ada kemungkinan Matthew terinfeksi sebelum menerima vaksin, dan gejala muncul setelah dia divaksinasi. "Kami tahu dari uji klinis vaksin bahwa akan memakan waktu sekitar 10 hingga 14 hari bagi Anda untuk mulai mengembangkan perlindungan dengan vaksin itu," tutur dia.
Saat itu, Matthew juga hanya menerima satu dosis vaksin. Vaksin Pfizer terdiri dari dua vaksin terpisah, yang akan diberikan secara intramuskular dengan jarak tiga minggu.
Dokumen yang dikeluarkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC) menunjukkan satu dosis vaksin Pfizer menghasilkan tingkat kemanjuran rata-rata 88,9 persen untuk mencegah infeksi. Peneliti mencatat bahwa kurangnya data yang tersedia untuk hasil dengan peserta yang hanya menerima satu dosis vaksin tidak dapat mendukung kesimpulan tentang kemanjuran satu dosis vaksin.
Hal itu dikarenakan sebagian besar peserta dalam uji klinis menerima kedua dosis tersebut. Ramers mengatakan bahwa tingkat kemanjuran setelah dosis pertama vaksin kemungkinan besar sekitar 50 persen, dan dosis kedua menghasilkan kemanjuran 95 persen yang lebih kuat melawan virus.
"Anda mendengar praktisi kesehatan sangat optimistis tentang ini, dan menjadi awal untuk pandemi berakhir. Tetapi ini akan berjalan lambat, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan saat kami meluncurkan vaksin," ujar Ramers menambahkan.
REUTERS | THE HILL | US NEWS