TEMPO.CO, Jakarta - Badan Antariksa Nasional Cina (CNSA) mengumumkan bahwa pesawat luar angkasa Tianwen-1 sedang melaju menuju Mars dan bersiap untuk tiba pada 10 Februari 2021. Saat ini penjelajah itu sudah berada di luar angkasa selama hampir 24 minggu.
Li Zhencai, wakil komandan proyek penyelidikan Mars Tianwen-1 dengan China Academy of Space Technology (CAST), yang membuat pesawat ruang angkasa itu, mengatakan bahwa persiapan untuk memasuki orbit Planet Merah sedang dilakukan.
"Kami berencana untuk menyelesaikan semua perintah dan latihan bersama dengan Pusat Kontrol Dirgantara Beijing sebelum 24 Januari," kata Li, seperti dikutip Space.com, Selasa, 5 Januari 2021.
Baca:
Wahana Penjelajah Mars Cina Tianwen-1 Kini Sejauh 100 Juta Km dari Bumi
Menurut CNSA, pada 3 Januari 2021, Tianwen-1 berada sekitar 81 juta mil (130 juta kilometer) dari Bumi dan 5,15 juta mil (8,3 juta km) dari Mars. Dengan semua sistem yang bekerja secara normal, pesawat ruang angkasa seberat lima ton itu akan membakar mesinnya untuk memperlambat agar bisa ditangkap oleh tarikan gravitasi Mars.
Tianwen-1 akan berada sekitar 118 juta mil (190 juta kilometer) jauhnya dari Bumi ketika wahana itu tiba di orbit Mars. Tentunya, menurut CNSA, setelah menempuh perjalanan sekitar 292 juta mil (470 juta km).
Jarak yang sangat jauh antara Bumi dan Tianwen-1 berarti penundaan komunikasi kecepatan cahaya sekitar 10 menit, sehingga kontrol pesawat ruang angkasa secara real-time tidak dimungkinkan. Pesawat ruang angkasa itu perlu menjalankan perintahnya sendiri.
Li mengatakan manuver koreksi lintasan keempat harus dilakukan untuk memastikan pesawat ruang angkasa itu memasuki jalur orbit Mars. Setelah memasuki orbit, Tianwen-1 akan mulai mempersiapkan upaya pendaratan penjelajah misi.
Pengorbit akan mulai mencitrakan calon lokasi pendaratan utama di dalam cekungan benturan besar Utopia Planitia, di sebelah selatan lokasi pendaratan Viking 2 NASA. Namun, persiapan untuk upaya itu akan memakan waktu, dengan CNSA menyatakan bahwa pendaratan tidak akan dilakukan hingga Mei.
Jika pendaratannya berhasil, penjelajah Tianwen-1 bertenaga surya akan menyelidiki karakteristik permukaan tanah dan potensi distribusi air-es dengan instrumen Radar Eksplorasi Bawah Permukaan. Penjelajah Mars juga akan menganalisis komposisi material permukaan dan karakteristik iklim Mars, serta lingkungan di permukaan.
Tianwen-1 diluncurkan pada Juli 2020. Sejak itu ia telah melakukan tiga manuver koreksi lintasan untuk mengubah jalurnya, bersama dengan manuver luar angkasa yang lebih besar untuk menyesuaikan jalur orbitnya, seperti dikutip CCTV.
Tianwen-1 adalah satu dari tiga pesawat ruang angkasa yang melakukan pendekatan terakhir mereka ke Planet Merah. Wahana Mars United Arab Emirates Hope akan mencapai Mars sehari sebelum Tianwen-1, pada 9 Februari. Sedangkan, pesawat penjelajah Perseverance NASA akan melakukan upaya pendaratan pada 18 Februari.
Pada misi lain, Cina telah mendarat di Bulan tiga kali, dengan Chang'e 3 pada 2013, Chang'e 4 di sisi jauh pada 2019, dan Chang'e 5 pada Desember tahun lalu. Namun Tianwen-1 adalah misi antarplanet independen pertama Cina dan mendarat di Mars, dengan atmosfernya yang tipis, tempat terpencil dan medan gravitasi yang berbeda, menghadirkan tantangan baru dan lebih besar.
CCTV | SPACE.COM