TEMPO.CO, Jakarta- Baru-baru ini sebagian pengguna aplikasi pesan WhatsApp menerima notifikasi berjudul 'WhatsApp sedang memperbarui ketentuan dan kebijakan privasi'. Di sana disebutkan bahwa jika pengguna mengetuk SETUJU, artinya mereka menerima ketentuan dan kebijakan privasi baru itu berlaku per 8 Februari mendatang.
Disebutkan pula dalam notifikasi itu bahwa lewat dari 8 Februari, setiap pengguna perlu menerima pembaruan itu jika ingin bisa terus menggunakan aplikasi. "Anda juga dapat mengunjungi Pusat Bantuan jika ingin menghapus akun dan ingin mendapatkan informasi lebih lanjut," bunyi bagian akhir notifikasi itu.
Baca juga:
Pembaruan WhatsApp 8 Februari akan Hadirkan Fitur Baru Belanja
Notifikasi tersebut menjelaskan ada dua inti dari pembaruan itu. Pertama, cara bisnis menggunakan layanan yang di-hosting oleh Facebook--induk perusahaan WhatsApp--untuk menyimpan dan mengelola chat WhatsApp mereka. Kedua, cara WhatsApp bermitra dengan Facebook untuk menawarkan integrasi di seluruh produk perusahaan Facebook.
Direktur Komunikasi WhatsApp Asia Pasifik, Sravanthi Dev, menerangkan, pembaruan sejalan dengan pengumuman mengenai perkembangan WhatsApp dalam hal perpesanan yang dilakukan pemilik bisnis pada 22 Oktober 2020 lalu. Menurutnya, pembaruan tersebut pada intinya sama seperti aplikasi lain pada umumnya.
“Pengguna memang diharuskan untuk menyetujui pembaruan Syarat dan Ketentuan Layanan yang berlaku,” ujar dia kepada Tempo, Kamis malam, 7 Januari 2021.
Dev meyakinkan kalau pembaruan berfokus pada perpesanan bisnis. WhatsApp ingin penggunanya jelas bahwa bisnis akan dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat WhatsApp. Artinya, percakapan dengan bisnis tersebut dapat disimpan di server Facebook, dan bisnislah yang menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut.
Dengan memberikan pilihan kepada bisnis untuk mengelola pesan WhatsApp melalui layanan hosting yang rencananya akan ditawarkan oleh Facebook, diharapkan nantinya layanan ini dapat mempermudah bisnis kecil dan menengah. Mereka disebutkannya bisa dengan cepat, "memulai bisnis, menjual produk, memperbarui inventaris, dan merespons pesan yang mereka terima, di mana pun karyawan mereka berada.”
The Hacker News menilai pembaruan itu tak lagi sejalan dengan prinsip dasar kebijakan privasi aplikasi pesan WhatsApp yang menyebutkan bahwa keamanan data privasi dikodekan dalam DNA-nya. Memantaunya di India, situs itu menyebut perubahan wajib yang akan diterapkan memungkinkan WhatsApp untuk membagikan lebih banyak data pengguna dengan perusahaan Facebook lainnya.
Termasuk informasi pendaftaran akun, nomor telepon, data transaksi, informasi terkait layanan, interaksi di platform, informasi perangkat seluler, alamat IP, dan data lain yang dikumpulkan berdasarkan persetujuan pengguna. Mulai dari informasi koneksi (termasuk nomor telepon, operator seluler atau ISP) sampai model perangkat keras, informasi sistem operasi, browser, versi aplikasi, level baterai, dan kekuatan sinyal.
Baca juga:
WhatsApp Bakal Hapus Akun Tak Setuju Bagi Data ke Facebook
"Tidak mengherankan," The Hacker News menulis, "Kebijakan berbagi data dengan Facebook dan layanan lainnya ini tidak berlaku untuk negara Uni Eropa yang merupakan bagian dari Wilayah Ekonomi Eropa (EEA). Dan yang diatur oleh peraturan perlindungan data dari General Data Protection Regulation (GDPR)."
KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Jumat 8 Januari 2021, pukul 19.50 WIB. Perubahan mengikuti koreksi dari pihak WhatsApp mengenai penjelasan fokus pembaruan pada perpesanan bisnis.