TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meminta masyarakat lebih waspada pada aktivitas di kawasan Gunung Merapi yang kini mulai masuk fase erupsi.
Baca:
Gunung Merapi Masuk Fase Erupsi, BPPTKG: Erupsi Eksplosif Bisa Setiap Saat
Pada Minggu, 10 Januari 2021, puncak Merapi hampir sepanjang hari diguyur hujan deras tanpa henti yang terpantau dari seismogram Stasiun Pasar Bubar. Hujan itu terus terjadi ketika guguran lava juga masih berlangsung intens yang terus mengarah ke Kali Krasak.
"Sekitar puncak Gunung Merapi hari ini terpantau hujan dengan intensitas 29 mm sejak pukul 12.44 —15.02 WIB dan hujan masih terus berlangsung," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida Minggu.
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri juga terus diguyur hujan hingga pukul 17.30 WIB.
BPPTKG meminta bagi masyarakat yang masih beraktivitas di sekitar sungai-sungai berhulu di Merapi, untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Saat kawasan Merapi diguyur hujan deras tanpa henti, salah satu kewaspadaan tak lain meningkatnya potensi ancaman banjir lahar hujan dari material erupsi yang terlempar dan menumpuk ke arah sungai-sungai yang berhulu gunung itu.
BPPTKG mencatat, pada hari Minggu ini, dari periode pemantauan 00.00-06.00 WIB volume curah hujan awalnya masih 12 mm per hari. Namun kemudian dari periode pemantauan pukul 06.00-12.00 WIB curah hujan terus meningkat intens dan terjadi tiga kali guguran lava dengan jarak luncur maksimum 400 meter ke arah hulu Kali Krasak.
Atas pertimbangan curah hujan yang intens itu, BPPTKG mengingatkan kewaspadaan warga sekitar sungai.
"Penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana III direkomendasikan untuk dihentikan," ujar Hanik.
Status Gunung Merapi sendiri kini masih Siaga. Meski demikian, BPPTKG Yogyakarta menyatakan bahwa kubah lava Gunung Merapi sudah mulai terbentuk sejak tanggal 4 Januari 2021.
Hanik mengatakan jika guguran lava masih akan terus terjadi selama masih ada pergerakan magma di dalam yang menuju ke permukaan.
Indikasi lain masih akan terjadi guguran lava, menurut Hanik, nampak dari data seismisitas yang masih tinggi di Gunung Merapi.
PRIBADI WICAKSONO