TEMPO.CO, Bandung - Tingkat efikasi vaksin Covid-19 ikut berpengaruh terhadap cakupan populasi yang harus diimunisasi oleh pemerintah. Dengan hasil sementara uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia yang efikasinya sekitar 65,3 persen, populasi yang harus diimunisasi berarti berkisar 80-90 persen.
“Harus lebih kerja keras lagi proses vaksinasinya dari pemerintah,” ujar epidemiolog dari Universitas Padjadjaran Budi Sujatmiko saat dihubungi Selasa, 12 Januari 2021.
Baca juga:
Daftar Efikasi Vaksin Covid-19, Sinovac Ungguli AstraZeneca Dosis Normal
Dia menerangkan, efikasi vaksin 65,3 persen itu berarti akan mengurangi jumlah kasus Covid-19 sebanyak 65,3 persen pada kelompok populasi yang diimunisasi. Tapi, dari laman covid19.go.id, pemerintah menargetkan hanya 70 persen penduduk atau sekitar 182 juta orang dapat diimunisasi.
Menurut Budi, angka cakupan 70 persen vaksinasi target pemerintah itu dibuat dengan asumsi angka reproduksi (basic reproduction number) virus atau R0=3. “Artinya dari seorang yang positif bisa menulari 3 orang lainnya,” kata pengajar di Fakultas Kedokteran Unpad itu.
Adapun efikasi vaksin taksiran awalnya kurang lebih 90 persen. Dengan asumsi-asumsi itulah muncul target 70 persen imunisasi populasi untuk mencapai kekebalan imunitas (herd immunity) Covid-19.
Dengan penambahan kasus Covid-19 di Indonesia yang sampai kini cenderung meningkat, kata Budi, angka reproduksinya kemungkinan juga masih tinggi. Karena itu dengan hasil tingkat efikasi 'hanya' 65,3 persen, cakupan populasinya harus ditambah pemerintah.
Pemerintah rencananya akan mulai menggelar imunisasi massal melawan Covid-19 dengan memakai CoronaVac buatan Sinovac dari Cina pada Rabu, 13 Januari 2021. Suntikan pertama rencananya ke lengan Presiden Joko Widodo.
Baca juga:
Pandemi Covid-19 di Indonesia, 83 Persen Dokter Umum Sudah Burn Out Sedang
Upaya penambahan cakupan populasi diperkirakan juga akan menghadapi tantangan karena hasil survei menyebut 20 persen tenaga kesehatan menolak vaksinasi. Survei itu dilakukan bersama oleh Kementerian Kesehatan, WHO, Unicef, juga Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) pada November 2020. Responden yang terlibat 117.814 orang se-Indonesia.
KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Selasa 12 Januari 2021, pukul 19.00 wib, karena kekeliruan mencantumkan angka efikasi.