TEMPO.CO, Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta jajarannya dapat mengubah ihwal informasi publikasi data kasus Covid-19 yang semula dijadwalkan sehari satu kali menjadi tiga kali dalam sehari.
Baca:
Kasus Covid-19 Nyaris 17.000, Sultan HB X Desak Rumah Sakit Tambah Ranjang
Penyesuaian ini menyusul perkembangan kasus Covid-19 di Yogyakarta belakangan makin cepat. Dengan update intens itu, pemerintah juga bisa mengambil keputusan cepat, misalnya, untuk menjawab persoalan klasik ketersediaan ranjang di rumah sakit rujukan Covid-19 di masa pandemi ini
"Kalau selama ini update informasi kasus (hanya sekali) setiap jam 16.00 WIB, maka bagaimana kalau sehari update bisa tiga kali," kata Sultan HB X, Senin, 18 Januari 2021.
Dengan update kasus lebih cepat setiap 8 jam sekali itu, maka publik juga bisa mengetahui informasi ketersediaan ranjang di 27 rumah sakit rujukan Covid-19 Yogya lebih faktual.
Sultan menilai update kasus lebih cepat ini penting saat ini mengingat ketersediaan ranjang di rumah sakit Yogyakarta semakin menipis memasuki awal tahun 2021, dengan kisaran pemakaian sudah di atas 80 persen.
Sultan menuturkan, dengan cepatnya perkembangan kasus Covid-19 di Yogyakarta, informasi ketersediaan ranjang rentan kurang update sehingga berpotensi membingungkan bagi yang tak paham pergerakan kasus yang terjadi.
"Misalnya jam 16.00 diperoleh informasi ketersediaan ranjang, namun jam-jam berikutnya tentu sudah ada perkembangan pasien yang sudah masuk dan keluar," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Joko Hastaryo kepada Tempo menuturkan, terkait ketersediaan ranjang di masa pandemi yang makin tinggi ini, pihaknya menyatakan seberapa pun banyak ranjang ditambah diprediksi tetap tak mampu mengimbangi pergerakan kasus yang kian cepat.
“Seberapa banyak ditambah ranjangnya, kalau persoalan hulu tidak ada treatment khusus tidak akan pernah cukup,” ujarnya.
Joko menuturkan, di masa seperti ini, menambah kapasitas kritikal maupun ruang isolasi (nonkritikal) pasien Covid-19 tidak mudah. “Selain rumah sakit harus merombak ruangan, mereka juga harus melengkapi alat kesehatan, juga menambah sumber daya manusia,” ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO