TEMPO.CO, Bandung - Kalangan dokter kesulitan mendaftar vaksinasi Covid-19 secara daring. Pendaftar harus mencoba berulang-ulang agar datanya bisa masuk. Kesulitan pendaftaran itu terjadi sejak pekan lalu.
Baca:
Dokter Relawan Covid-19: Rumah Sakit Rujukan Mulai Penuh Sejak November
Seorang dokter di Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Kevin Fachri Muhammad mengatakan, dia langsung mendaftar untuk vaksinasi pada 13 Januari lalu. “Setelah Presiden disuntik vaksin langsung daftar,” katanya saat dihubungi Selasa, 19 Januari 2021.
Namun pendaftarannya tidak semudah yang dikira. Kevin harus mengulang proses pendaftaran yang dilakukan secara daring itu sampai tiga kali. Pendaftaran ditujukan ke website khusus Kementerian Kesehatan. “Sampai sekarang belum ada panggilan kapan akan divaksin,” ujarnya.
Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum RSHS Bandung, Muhammad Kamaruzzaman mengakui soal kesulitan pendaftaran di kalangan dokter itu. “Iya, mereka (dokter) kalau daftar harus berulang-ulang baru bisa masuk,” kata dia, Selasa. Sementara RSHS Bandung telah menargetkan rencana vaksinasi massal itu diakses oleh 4.000-an tenaga medis, tenaga kesehatan, dan karyawan di dalam RSHS Bandung.
Baca Juga:
Mengantisipasi masalah kesulitan mendaftar daring, pihak rumah sakit menyiapkan formulir pendaftaran manual yang bisa diisi langsung di tempat. “Khusus untuk yang kerja di RSHS, kalau sulit daftar manual di RSHS saja agar semua bisa tervaksinasi,” ujarnya. Laporan vaksinasi selanjutnya akan dilaporkan rumah sakit ke Satuan Tugas Covid-19 di Jawa Barat atau pusat.
Waktu vaksinasi massal di RSHS Bandung direncanakan berjalan selama 10 hari, terhitung sejak Senin. Lokasi penyuntikan di dua gedung dengan target total 400 orang per hari dari pagi sampai sore yang terbagi menjadi tiga sesi. “Jangan sampai gara-gara pendaftaran nggak bisa masuk menyebabkan kesempatan divaksin menjadi terlambat,” kata Kamaruzzaman.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Barat Eka Mulyana mengatakan, para dokter kini masih dalam proses pendaftaran secara daring. “Pelaksanaannya (vaksinasi) belum karena registrasi masih berlangsung,” ujarnya saat dihubungi Selasa. Pendaftaran itu menurutnya dilakukan secara daring dan terpusat ke Kementerian Kesehatan.
Eka Mulyana mengakui ada kesulitan pendaftaran di kalangan dokter. Adapun jumlah dokter di Jawa Barat menurutnya sekitar 20 ribuan orang yang tersebar di 27 kota dan kabupaten. Sebaran dokter terbanyak di bagian utara dan timur seperti Karawang, Bekasi, Depok, Bogor, dan Bandung. Sementara di selatan Jawa Barat seperti Banjar dan Ciamis berkisar 100-200 orang dokter.
Walau penyebaran dokter tidak merata, Eka mengatakan semua dokter menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksinasi Covid-19. “Karena secara umum sama risikonya menghadapi pasien yang punya gejala Covid-19 atau tidak itu sama-sama bisa menularkan,” katanya. Antisipasi jika pendaftaran daring belum memungkinkan, menurutnya yaitu dengan cara manual dan berjenjang mulai dari fasilitas kesehatan atau rumah sakit, kemudian lapor ke Dinas Kesehatan.
ANWAR SISWADI