TEMPO.CO, Beijing - Pemerintah Cina menyatakan tiga produsen obat telah mengajukan aplikasi untuk memasok vaksin Covid-19 mereka ke skema fasilitas pembagian vaksin COVAX, sebagai langkah resmi pertama negara itu untuk memberikan suntikan yang dikembangkan secara lokal untuk inisiatif global tersebut.
Baca:
Moderna Selidiki Kemungkinan Reaksi Alergi Vaksin Covid-19
Sinovac Biotech, China National Pharmaceutical Group (Sinopharm), dan CanSino Biologics telah mengajukan permohonan untuk bergabung dengan skema tersebut, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying pada konferensi pers Rabu, 20 Januari 2021.
Skema COVAX, yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Aliansi Vaksin GAVI, akan mulai meluncurkan vaksin ke negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah pada Februari, dengan 2 dari 3 miliar dosis diperkirakan akan dikirimkan tahun ini.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Senin bahwa nasionalisme vaksin telah menempatkan dunia di ambang "kegagalan moral yang dahsyat". Ia mendesak negara-negara dan produsen untuk menyebarkan dosis secara lebih adil di seluruh dunia.
Vaksin dari Sinopharm dan Sinovac sudah diluncurkan di beberapa negara, termasuk Brasil, Indonesia, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Tak satu pun dari ketiga perusahaan tersebut yang telah merilis data efektivitas rinci dari vaksin mereka kepada publik, tetapi akses awal yang terbatas ke vaksin pesaing yang dikembangkan oleh produsen obat Barat telah mendorong banyak negara berkembang untuk mendapatkan vaksin dari Cina.
Sinovac, Sinopharm, dan CanSino tidak memberi komentar langsung tentang waktu persetujuan dari COVAX untuk vaksin Covid-19 mereka, jumlah pasokan, dan data apa yang telah mereka berikan kepada COVAX.
ANTARA | REUTERS