Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waterspout di Waduk Gajah Mungkur Didahului Peringatan Dini Cuaca Ekstrem

Reporter

image-gnews
Cuplikan video puting beliung di Waduk Gajah Mungkur yang diambil dari akun Instagram @Repostwonogiri
Cuplikan video puting beliung di Waduk Gajah Mungkur yang diambil dari akun Instagram @Repostwonogiri
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Peringatan dini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan sebelum fenomena puting beliung terjadi di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah, pada Rabu sore 20 Januari 2021. Fenomena puting beliung di atas badan perairan itu biasa dikenal sebagai waterspout.

"Peringatan dini cuaca ekstrem sudah dikeluarkan, di mana wilayah Wonogiri termasuk dalam peringatan yang disampaikan itu," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Semarang, Iis Widya Satmoko, di Semarang, Rabu.

Baca juga:
Banjir Kalsel, KLHK: Hujan 2,08 miliar Hanya Tertampung 23 Juta

Menurut Iis, waterspout terhubung dengan sejumlah awan, seperti Cumulus Vongestus, Cumuliform, dan Cumulonimbus. Analisa sementara dari kantornya menyebut awan terbentuk karena dinamika atmosfer sirkulasi siklonik di selatan Indonesia yang memicu belokan angin dan pertemuan angin (konveksi) di wilayah Jawa Tengah.

Kondisi tersebut didukung dengan massa udara yang labil serta kelembapan yang cukup tinggi, dari bawah hingga atas. Ini seperti yang dituturkan Koordinator Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko, lewat keterangan tertulis yang dibagikannya.

"Ada kondisi tertentu seperti ketika labilitas atmosfer yang melebihi ambang batas tertentu mengindikasikan udara sangat tidak stabil," kata dia menjelaskan syarat terjadi waterspout.

Ia menjelaskan fenomena ini biasanya terjadi pada masa transisi (pancaroba), baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. Tapi memungkinkan juga terjadi di musim hujan asalkan kondisi cuaca seperti di masa transisi.

"Indikasinya adalah hujan lebat disertai kilat dan petir serta angin kencang berdurasi singkat," kata Hary.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Fenomena ini juga disebutnya biasa terjadi pada siang atau sore, kadang menjelang malam. Sehari sebelumnya ditandai dengan udara pada malam hingga pagi terasa panas dan gerah. Hal itu akibat adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara lebih dari 4,5 derajat Celsius udara antara pukul 10.00 dan 07.00.

"Pada saat bersamaan juga ditandai dengan kelembapan udara yang cukup tinggi di lapisan 700 milibar (mb) lebih dari 60 persen."

Cuplikan video puting beliung di Waduk Gajah Mungkur yang diambil dari akun Instagram @Repostwonogiri - @havidprihantoro05

Selanjutnya, mulai pukul 10.00 terlihat tumbuh awan Cumulus atau awan putih berlapis-lapis. Di antara awan tersebut terdapat satu jenis awan yang mempunyai batas tepi dan berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol. Setelah itu, awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu atau hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus.

"Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras secara tiba-tiba. Apabila hujannya gerimis, maka kejadian angin kencang (puting beliung) jauh dari tempat kita," ujar Hary.

Baca juga:
Balok Kayu dan Hujan 107 mm Disebut Penyebab Banjir Bandang Gunung Mas

Peristiwa spesifiknya tidak bisa diprediksi lebih jauh dari satu jam sebelum kejadian. Begitu terbentuk pun puting beliung ataupun waterspout seperti yang menjulur di atas Waduk Gajah Mungkur itu akan berlangsung singkat dengan luasan dampak 5-10 kilometer.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BMKG: Kalimantan Tengah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang 19-21 Maret

1 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
BMKG: Kalimantan Tengah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang 19-21 Maret

Wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang selama tiga hari merata di Kalimantan Tengah.


Melonjak, BMKG Deteksi 19 Titik Panas di Sumatra Utara

1 jam lalu

Ilustrasi - Petugas gabungan dari Direktorat Sabhara Polda Sumatera Utara, KPH XIII Dolok Sanggul, KPH XIV Dairi dan KPH IV Toba berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Simulop, Pangururan, Samosir, Sumatra Utara. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/WS/wsj.
Melonjak, BMKG Deteksi 19 Titik Panas di Sumatra Utara

Ke-19 titik panas tersebut terpantau berdasarkan sensor modis berupa Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20.


Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

1 jam lalu

Umat muslim menggunakan perahu untuk berangkat melaksanakan salat Tarawih di Masjid Riyadhul Abidin, Ulu Gedong, Jambi, Jumat, 15 Maret 2024. Banjir yang telah merendam kawasan itu sejak tiga bulan terakhir dan melumpuhkan akses jalan darat tidak menyurutkan umat muslim setempat untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih berjamaah di masjid. ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Kemarau Mundur, Kapan Musim Hujan di Indonesia Selesai?

Musim hujan di Indonesia masih akan terus berlangsung selama Maret 2024


Top 3 Tekno Berita Terkini: Siklon Tropis Megan, Gempa Talaud, dan Mahasiswa Geofisika UI

7 jam lalu

Siklon Tropis Megan (BMKG)
Top 3 Tekno Berita Terkini: Siklon Tropis Megan, Gempa Talaud, dan Mahasiswa Geofisika UI

BMKG memantau Siklon Tropis Megan di Teluk Carpentaria dan Bibit Siklon Tropis 91S di Samudra Hindia sebelah tenggara-selatan Bali.


Melemah, Begini Pengaruh Bibit dan Siklon Tropis untuk Cuaca di Indonesia Hari Ini

8 jam lalu

Ilustrasi Siklon Tropis. bmkg.go.id
Melemah, Begini Pengaruh Bibit dan Siklon Tropis untuk Cuaca di Indonesia Hari Ini

Di Pulau Jawa, Banten dan Jawa Timur saja yang berpotensi hujan lebat hari ini. Simak prediksi cuaca dari BMKG selengkapnya.


Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Masih Ada Peringatan Dini BMKG

9 jam lalu

Ilustrasi Ramalan Cuaca. fishershypnosis.com
Prediksi Cuaca Jabodetabek Hari Ini, Masih Ada Peringatan Dini BMKG

Prediksi cuaca BMKG menyebut seluruh wilayah Jabodetabek cerah berawan merata pada Selasa pagi ini, 19 Maret 2024. Bagaimana siang dan malam nanti?


Hati-hati, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Terjadi di Puncak Arus Mudik Lebaran

9 jam lalu

Ilustrasi arus mudik dan balik Lebaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Hati-hati, BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem Terjadi di Puncak Arus Mudik Lebaran

Para pemudik diminta untuk berhati-hati karena cuaca ekstrem berpotensi terjadi saat arus mudik Lebaran 2024.


Prakiraan Cuaca BMKG: Jakarta Cerah Berawan Hingga Siang, Sebagian Hujan Ringan pada Malam Hari

11 jam lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Prakiraan Cuaca BMKG: Jakarta Cerah Berawan Hingga Siang, Sebagian Hujan Ringan pada Malam Hari

BMKG memperkirakan Jakarta cenderung cerah berawan hingga siang nanti. Hujan berpeluang turun nanti malam di sejumlah lokasi di ibu kota.


Cuaca Ekstrem Gelombang Rossby, Adakah Hubungannya dengan Turbulensi?

20 jam lalu

Awan tebal yang menyelimuti Monas di Jakarta, Jumat 15 Maret 2024. BPBD DKI Jakarta menyampaikan potensi hujan dengan intensitas sedang dan lebat disertai kilat atau angin kencang, dimana kondisi tersebut dipicu aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih terpantau dan diprediksi aktif di wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Cuaca Ekstrem Gelombang Rossby, Adakah Hubungannya dengan Turbulensi?

Cuaca ekstrem menjadi penyebab gelombang Rossby yang mempengaruhi cuaca. Ada dampaknya pesawat alami turbulensi?


Kapan Musim Kemarau 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

21 jam lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Kapan Musim Kemarau 2024 Tiba? Ini Penjelasan BMKG

Awal kemarau di Indonesia diperkirakan tidak akan serentak di seluruh wilayah. Kemarau di beberapa daerah mundur dibanding jadwal biasanya.