Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ledakan di Buleleng Mirip Asteroid Jatuh di Bone, Ini Penjelasan LAPAN

image-gnews
Ilustrasi asteroid. youtube.com
Ilustrasi asteroid. youtube.com
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengatakan, ada kemiripan laporan warga soal suara ledakan di Buleleng, Bali, dengan peristiwa jatuhnya benda langit di Bone, Sulawesi Selatan, pada 2009. Beberapa kemiripan itu seperti dentuman yang terdengar meluas, dan menggetarkan kaca-kaca rumah. Getarannya pun sama-sama tertangkap alat pencatat gempa.

Thomas menuturkan, pada 8 Oktober 2009 warga Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, mendengar ledakan yang disertai getaran pada kaca-kaca di rumah. Warga juga melihat jejak asap di langit. LAPAN awalnya hanya menduga benda asing itu adalah meteor.

Baca juga:
Terungkap, Asal Sebenarnya Sampah Roket Terdampar di Pantai Kalimantan

Dugaan itu akhirnya mendapat bukti dari peneliti NASA yang menggunakan data infrasound. “Data infrasound mengindikasikan adanya asteroid jatuh yang diperkirakan berdiameter 10 meter,” ujarnya, Minggu malam 25 Januari 2021.

Belakangan, saat itu, diketahui juga bahwa seismograf BMKG terdekat merekam ledakan sebagai anomali pada alatnya. Jika diterjemahkan, getaran itu memiliki kekuatan Magnitudo 1,9.

Pada Minggu pagi, 24 Januari 2021, warga mendengar suara ledakan di Buleleng dan sekitarnya. “Ditambah kesaksian warga lain yang melihat benda bercahaya di langit jatuh di laut,” kata Thomas. Seismograf BMKG juga mencatat anomali dengan getaran setara 1,1 Magnitudo.

Dari kejadian di Bone, LAPAN menduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya asteroid besar yang jatuh. Asteroid itu, Thomas menerangkan, menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan. “Diduga asteroid tersebut berukuran beberapa meter, lebih kecil daripada asteroid Bone,” kata dia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya warga Buleleng dan sekitarnya di Bali saling melaporkan sambil bertanya-tanya di media sosial kepada BMKG perihal suara ledakan keras atau dentuman yang terdengar meluas. Beragam spekulasi muncul dari peledakan di waduk, ban meletus, hingga muncul kesaksian warga soal benda yang jatuh dari angkasa ke Laut Bali.

Dari laporan yang masuk, BMKG memeriksa sinyal seismik, khususnya terhadap sinyal seismik dari sensor di wilayah Bali. Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya anomali sinyal seismik yang tercacat pada sensor seismik Singaraja pada pukul 10.27 WITA. Rekaman seismik itu memiliki durasi sekitar 20 detik.

“Melihat anatomi seismogramnya tampak bahwa sinyal seismik tersebut bukanlah sinyal gempa bumi tektonik,” kata Daryono, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

Baca juga:
Ini Sebab Rafale Nekat Ciptakan Dentuman yang Gegerkan Paris

Getaran itu setara kekuatan 1,1 magnitudo lokal. Sementara sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WITA tidak ada aktivitas gempa di wilayah Bali. Berbeda dari Thomas dan LAPAN, Daryono mengatakan, “Terkait dentuman yang terdengar di wilayah Buleleng, BMKG belum dapat mengkonfirmasi penyebab sesungguhnya.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan,

18 menit lalu

Ilustrasi gelombang Rossby. Aasnova.org
Atmosfer Bergejolak, BMKG Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan,

BMKG mendeteksi faktor-faktor atmosfer pemicu kenaikan curah hujan di berbagai wilayah. Masyarakat harus mewaspadai cuaca ekstrem.


BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

9 jam lalu

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.


BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

12 jam lalu

Ilustrasi hujan lebat yang terjadi di Yogyakarta. (FOTO ANTARA/Wahyu Putro A/ed/nz/pri.)
BMKG Perkirakan Hujan Lebat di 29 Provinsi, Waspadai Angin Kencang dan Petir

BMKG juga memasukkan sejumlah wilayah dalam kategori waspada dampak hujan lebat seperti banjir.


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

14 jam lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

14 jam lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Publikasi Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen, Prakiraan Cuaca BMKG, Gempa Laut Selatan

Topik tentang dosen mendapat skor angka kredit untuk publikasi ilmiah dalam jurnal nasional menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

14 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
BMKG Perkirakan Musim Kemarau 2024 di Wilayah Bandung Raya Mulai Juni

Saat ini sebagian wilayah Jawa Barat memasuki masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau.


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

20 jam lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.


Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

22 jam lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.


Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

1 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.


Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

1 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

Guncangan kuat terasa di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, dengan skala intensitas gempa III MMI.