TEMPO.CO, Jakarta - Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengatakan hari ini, Selasa, 26 Januari 2021, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia bakal tembus 1 juta kasus. Ari menyebut angka tersebut sebagai batas psikologis dan akan tertembus karena per artikel ini dibuat total kasus Covid-19 yang sudah dilaporkan sebanyak 999.256 sedangkan penambahan kasus harian mencapai ribuan.
“Melihat sikap inkonsistensi kita semua. Serta berubah-ubahnya istilah dan peraturan membuat masyarakat semakin sulit memahami bagaimana arah pengendalian penanganan Covid-19 di negeri tercinta ini,” kata Ari dalam keterangan tertulis, Senin malam, 25 Januari 2021.
Dia merujuk kepada istilah-istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ataupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat. Perpanjangan pemberlakukan pembatasan itu telah berulang kali dilakukan namun tanda-tanda berakhirnya pandemi belum dapat diprediksi.
Menurutnya, perlu evaluasi terhadap upaya pembatasan-pembatasan sosial saat ini karena faktanya jumlah kasus baru tetap tak tertahankan hingga bakal tembus satu juta hari ini. Jumlah kasus aktif juga disebutnya masih tinggi yakni di atas 150 ribu.
"Kondisi ini membuat ketersediaan berbagai fasilitas kesehatan, seperti ruang isolasi dan ICU menjadi sangat terbatas, sebagian bahkan menyampaikan kapasitas ruangan sudah digunakan lebih dari 90 persen," kata dia.
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FKUI itu menjelaskan, pasien-pasien menunggu ruangan juga menumpuk di IGD, terutama di beberapa rumah sakit rujukan di kota-kota besar, seperti Jakarta. “Bahkan kita sudah juga mendengar ada pasien yang meninggal di IGD karena tidak sempat masuk ICU,” kata dia.
Melihat kondisi itu semua Ari memberikan evaluasi penanganan kasus Covid-19 di Indonesia sebagai berikut,
Baca juga:
Tanggapi Menkes, Dekan FKUI Blak-blakan Penerapan 3T Covid-19 di Indonesia
1. Jalanan masih macet
Melihat status PSBB ketat, dirinya merasakan bahwa tidak ada perbedaan dalam kehidupan masyarakat. “Kemacetan masih terjadi di jalan-jalan yang saya lalui, baik saat pulang maupun pergi untuk memeriksa pasien, walaupun tidak separah seperti saat sebelum pandemi,” kata Ari.