TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta terus melaporkan Gunung Merapi yang mengeluarkan awan panas hingga Selasa, 26 Januari 2021.
Baca:
Gunung Merapi 17 Kali Luncurkan Guguran Lava Pijar ke Kali Krasak dan Boyong
Meski demikian, jarak luncuran awan panas yang tercatat oleh BPPTKG itu masih dalam kisaran 1.000-1.300 meter dari puncak sehingga status Merapi tetap Siaga.
Dengan aktivitas Merapi yang sudah memasuki fase erupsi bersifat efusif itu, Pemerintah Kabupaten Sleman per Selasa memulangkan ratusan pengungsi yang selama tiga bulan terakhir tinggal di pengungsian.
Pertimbangan pemulangan juga karena hasil pantauan terakhir ada perubahan perkiraan daerah rawan bencana dari erupsi kali ini.
“Warga Kalitengah Lor ini diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing karena erupsi kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman, Harda Kiswaya, saat memantau pemulangan warga pengungsi Gunung Merapi Selasa.
Harda mengatakan pemulangan warga di pengungsian Glagaharjo tersebut berdasarkan adanya perubahan arah bahaya ancaman erupsi Merapi, yaitu ke arah selatan-barat daya.
Total sebanyak 187 warga asal Dusun Kalitengah Lor yang berada di pengungsian Glagaharjo diperbolehkan pulang.
Harda mengatakan bahwa meskipun telah diperbolehkan kembali pulang, warga diminta tetap meningkatkan kewaspadaan karena status Gunung Merapi masih dalam tingkat III (Siaga).
“Untuk status tetap Siaga, tidak dicabut statusnya. Hanya saja di Kalitengah Lor ini ancaman bahaya Merapi hanya radius 3 kilometer, jadi masih di luar jangkauan bahaya Merapi sehingga masyarakat boleh pulang," kata dia.
Terkait dengan perubahan arah ancaman bahaya Merapi, Harda menyebut pihaknya telah mempersiapkan antisipasi adanya ancaman bahaya Gunung Merapi. Antisipasi tersebut salah satunya dengan mempersiapkan sejumlah posko pengungsian.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Joko Supriyanto, mengatakan saat ini sejumlah kelurahan telah siap dengan posko pengungsian untuk wilayah Barat Daya. Kesiapan tersebut juga disertai dengan penerapan protokol kesehatan.
“Intinya kami sudah siap dengan perubahan ancaman itu. Beberapa kelurahan juga sudah siap dengan poskonya dan tentunya dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan seperti dilakukan penyekatan dalam posko,” kata dia.
Joko juga menuturkan bahwa setiap posko hanya dapat menampung kurang lebih 100 orang dikarenakan penerapan protokol kesehatan.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan hasil pantauan enam jam terakhir periode 26 Januari 2021 pukul 12.00-18.00.WIB, awan panas guguran terjadi 1 kali dengan durasi 133 detik dan estimasi jarak 1200 meter.
Gunung Merapi kembali meluncurkan awan panas guguran lagi pada pukul 18.27 WIB dengan jarak luncur 1300 meter.
PRIBADI WICAKSONO