Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tanah Bergerak di Aceh Besar, Gubernur Minta Petunjuk Peneliti

Reporter

image-gnews
Gubernur Aceh Nova Iriansyah meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Gampong Lam Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar, Rabu 27 Januari 2021. (M ifdhal)
Gubernur Aceh Nova Iriansyah meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Gampong Lam Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar, Rabu 27 Januari 2021. (M ifdhal)
Iklan

TEMPO.CO, Banda Aceh - Gubernur Aceh Nova Iriansyah meminta kalangan akademisi dan peneliti lokal untuk melakukan riset mengenai tanah bergerak dan berbagai fenomena alam yang terjadi di Aceh Besar lalu melaporkan hasil-hasilnya. Bukti dari hasil riset dibutuhkannya untuk mengambil langkah penanganan yang tepat.

Nova menyatakan itu saat meninjau lokasi tanah bergerak dan mengunjungi tenda pengungsian warga Gampong Lam Kleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, yang menjadi korban bencana itu. Sementara ini dia berharap fenomena tanah bergerak yang terjadi di lokasi tersebut merupakan longsoran biasa, bukan menjadi sebuah temuan besar lainnya.

Baca juga:
Likuifaksi di Palu Ternyata Sudah Diprediksi Sejak 2012

“Semoga fenomena alam ini dapat segera selesai, kondisi air tanah dapat segera stabil, dan kejadian ini bukan likuifaksi,” katanya.

Sambil menunggu adanya kajian ilmiah di lokasi, Nova menyatakan akan membangun 18 unit rumah untuk keluarga-keluarga yang saat ini harus mengungsi. Dia tidak berharap menyaksikan mereka terlalu lama hidup beratap tenda.

"Karenanya Pemerintah Aceh bersama DPR Aceh akan mencari skema untuk pembangunan fisik,” kata Nova.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Skema yang dipikirkannya, antara lain, adalah memanfaatkan bantuan CSR BUMN atau BUMD. Sedang untuk pengadaan tanah pembangunan rumah tersebut Nova meminta bantuan kepada bupati, wakil bupati, camat, tokoh masyarakat setempat untuk memikirkannya.

"Saya minta kepada bupati, wakil bupati, camat, Keuchik dan masyarakat untuk bermusyarah terkait lahan termasuk memanfaatkan tanah wakaf,” katanya.

Tanah bergerak juga sebelumnya dilaporkan terjadi di Sukabumi, Jawa Barat. Total sebanyak 44 keluarga telah mengungsi per pekan lalu. Rumah yang mereka tinggali di Kampung Ciherang, Kecamatan Nyalindung, ambles, retak-retak, ataupun miring.

Baca juga:
Tanah Bergerak Meluas, Sebagian Warga Kampung Ini Bertahan di Rumahnya

Saat itu tanah bergerak juga dilaporkan meluas karena temuan retakan-retakan baru. "Pergerakan tanah masih terus berlangsung," kata Asep Has dari Relawan ProBumi Indonesia di Sukabumi, Selasa pekan lalu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

1 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. Farmersalmanac.com
Video Viral Korban di Sukabumi, BMKG: Ada 8 Sambaran Petir di Sekitar Lokasi

Dua dari tiga orang yang sedang berteduh dari hujan di sebuah saung warung di Sukabumi tewas karena sambaran petir pada Ahad 21 April 2024.


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

2 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

5 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.


Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

6 hari lalu

Rektor ITB Reini Wirahadikusumah saat menyampaikan pidato pelepasan jenazah AD Pirous di Aula Timur ITB, Bandung, Jawa Barat, 17 April 2024. AD Pirous, Guru Besar Emeritus FSRD ITB dan salah satu maestro seni rupa modern di Indonesia wafat pada 16 April 2024 dalam usia 92 tahun. TEMPO/Prima Mulia
Mengenang Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous, Berikut Profil dan Karya-karyanya

Berikut perjalanan karya seniman yang juga Guru Besar Emeritus FSRD ITB AD Pirous.


Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

7 hari lalu

Ilustrasi begal motor. TEMPO/Gunawan Wicaksono
Kurir Ekspedisi di Sukabumi Bikin Laporan Palsu Jadi Korban Begal, Uang Hasil COD untuk Bayar Cicilan Motor

Kurir ekspedisi itu membuat laporan palsu ke polisi telah menjadi korban begal. Uang hasil COD dipakai untuk membayar cicilan motor.


Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Apa Saja Penyebabnya?

7 hari lalu

Tangkapan layar peta Siklon Tropis Freddy pada Selasa, 7 Februari 2023. Siklon tropis ini berada di Samudera Hindia selatan Bali. (ANTARA/HO-BMKG)
Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Apa Saja Penyebabnya?

Sejumlah fenomena atmosfer dikhawatirkan memicu cuaca ekstrem selama sepekan ke depan.


Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

8 hari lalu

Tim SAR gabungan mencari korban tanah longsor yang dinyatakan hilang di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Basarnas Makassar secara resmi menutup operasi SAR bencana tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam di dua titik di daerah itu setelah dua korban yang dinyatakan hilang berhasil ditemukan sehingga total korban meninggal dunia akibat bencana tersebut menjadi 20 orang. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.


Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

9 hari lalu

Warga berada di area terdampak tanah longsor di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Senin 15 April 2024. Tanah longsor yang terjadi pada Sabtu (13/4) malam tersebut menewaskan 18 orang yang tersebar di dua titik yakni 14 orang di Palangka, Kecamatan Makale dan empat orang di Lembang Randanbatu, Kecamatan Makale selatan, Tana Toraja sementara dua korban lainnya masih dalam pencarian. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

Longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menelan 18 korban jiwa. Tim evakuasi membangun posko pengungsi di gereja setempat.


Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang

9 hari lalu

Ilustrasi tanah longsor. Tempo/Imam Hamdi
Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang

Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor di Tana Toraja, hingga Ahad, 14 April 2024, pukul 19.00 WIB mencapai 18 orang.


Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

9 hari lalu

Proses evakuasi korban tanah longsor di Makale, Tana Toraja, Minggu, 14 April 2024. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

Peristiwa tanah longsor tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.