TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah berencana menggelar vaksinasi massal Covid-19 ke kalangan warga pada Februari 2021. Tim riset uji vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) mengingatkan beberapa hal penting agar vaksinasi sukses.
Baca:
Covid-19, DIY Vaksinasi Massal 3.000 Tenaga Kesehatan Hari Ini
“Dari hasil penelitian bahwa vaksin itu memberikan hasil yang sangat optimal manakala disuntik dua kali,” kata manajer tim riset Eddy Fadlyana, Jumat, 29 Januari 2021.
Menurutnya, warga jangan merasa cukup dengan sekali suntikan vaksin Covid-19. Berdasarkan hasil riset 3 bulan yang sudah dilaporkan ke pemerintah, vaksin baru dapat meningkatkan antibodi hingga 99 persen setelah suntikan kedua. Jarak dua suntikan berselang 14 hari.
“Yang sudah divaksin harus tetap jaga protokol kesehatan sampai pandemi menurun dan cakupan vaksinasi minimal 70 persen,” ujar Eddy.
Sejauh ini, menurutnya, belum bisa diprediksi kapan pandemi akan surut atau hilang. Pemerintah menghitung waktu vaksinasi selama 1,5 tahun dengan percepatan sampai 1 tahun selesai.
Alasan warga yang sudah divaksinasi harus terus menjaga prtokol kesehatan karena berdasarkan hasil riset sejauh ini, khasiat atau efikasi vaksin Sinovac buatan Cina itu 65,3 persen. Artinya, kata Eddy, sekitar 65 dari 100 orang yang divaksinasi akan terlindungi, sisanya atau sekitar 35 orang yang divaksinasi masih bisa terpapar Covid-19. “Tapi kalau kena Covid-19 sakitnya ringan tidak sampai dirawat pakai ventilator,” kata Eddy.
Adapun kesakitan pasca vaksinasi, menurut dia, umumnya nyeri di bekas suntikan. Setelah dua hari sakit bekas suntikan akan hilang. Sementara relawan lain ada yang sempat demam sejenak dan ngilu suntikan terasa sampai ke tulang. Namun aktivitas hari berikutnya dilaporkan normal kembali.
Sementara pasca vaksinasi dua kali, tim riset mencatat gejala sakit pada 25 orang yang positif Covid-19 dari total 1.603 relawan. Rinciannya 7 orang dari kelompok vaksin, 18 dari kelompok plasebo atau cairan air. Hasilnya, gejala sakitnya sama dari dua kelompok itu. “Ada yang hilang pembauan, demam, ada juga yang diare,” ujar Eddy.
Pada kasus orang yang terkena Covid-19 setelah imunisasi pertama, suntikan keduanya tetap harus diberikan. Tanpa harus diulang suntikan pertamanya, imunisasi berlanjut ke suntikan kedua. “Dosisnya juga tidak perlu ditambah,” kata dia.
Orang yang sakit harus ditunda untuk vaksinasi Covid-19 kedua. Waktunya menyesuaikan kondisi tubuh setelah sehat. “Nanti dokter yang akan menentukan kapan boleh diimunisasi selanjutnya,” jelas Eddy.
ANWAR SISWADI