TEMPO.CO, Jakarta - Bengkulu termasuk wilayah di Indonesia yang kerap digoyang gempa. Ini setidaknya berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai gempa-gempa yang bisa dirasakan.
Gempa berkekuatan 5,1 M--berdasarkan keterangan Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono--pada Sabtu sore, 30 Januari 2021, adalah satu di antaranya. Sejumlah warga di Bengkulu Selatan, lewat akun media sosial Twitter membalas info yang dibagikan BMKG, mengaku bisa merasakan guncangan gempa yang bersumber di laut, 37 kilometer barat daya Seluma dan kedalaman 30 kilometer itu.
Baca juga:
Gempa Pertama Tahun Ini di Kalimantan, Ini Keterangan BMKG
"Kencang nian lama pula," seperti dicuitkan pemilik akun @AkuSiap4909. Beberapa lainnya yang berada di Seluma, seperti pemilik akun @Melisakth_ dan @gantiunsernmaee_, mengungkap pengalaman senada.
BMKG memang mengukur intensitas gempa di dua daerah itu hingga skala V MMI. Pun dengan di Kota Bengkulu dan Manna, ibukota Bengkulu Selatan. Gempa pada skala itu biasa untuk melukiskan getaran yang bisa dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Gempa hingga skala V MMI ini juga pernah dialami di Bengkulu pada 7 Januari lalu. Saat itu BMKG melaporkan gempa berkekuatan 5,8 M berpusat di laut, 41 kilometer barat daya Bengkulu selatan. Kedalaman sumbernya 31 kilometer. Guncangan terkuat juga dirasakan di Kota Bengkulu dan Manna.
BMKG juga pernah mencatat gempa terjadi di Bengkulu pada 13 dan 24 Januari lalu. Masing-masing berkekuatan 4,6 M dan dapat dirasakan pada skala III MMI di Seluma dan 4,9 M juga bisa dirasakan di Seluma pada skala yang sama.
Sebelumnya lagi, BMKG mencatat rentetan gempa bumi di Bengkulu 16-17 Desember 2020, total tercatat sebanyak 10 kali gempa. Gempa terkuat tercatat bermagnitudo 4,2 mengguncang wilayah Curup, Rejang Lebong, Bengkulu dan sekitarnya. Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa-gempa itu jenis kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar besar Sumatra.
Mundur lagi ke Agustus dan Oktober 2020 juga ada catatan gempa yang bisa dirasakan di Bengkulu. Di antaranya adalah yang disebut NMKG sebagai gempa kembar (doublet) 6,6 dan 6,7 Magnitudo dan belasan gempa susulannya.
Peta kejadian gempa Bengkulu pada Rabu pagi, 19 Agustus 2020. Dua gempa terjadi hampir bersamaan dengan kekuatan cukup besar 6,9 dan 6,8 Magnitudo. (ANTARA/HO.BMKG)
Guncangan gempa paling kuat terjadi di wilayah paling dekat dengan pusat gempa yaitu di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Mukomuko, Seluma, dan Kepahiang yang merasakannya dalam skala intensitas IV MMI. Warga di wilayah itu dilaporkan sempat lari berhamburan keluar rumah akibat panik karena guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
Gempa yang hanya berselang enam menit ini terjadi akibat dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dengan dislokasi atau patahan batuan yang terjadi pada bidang kontak antar lempeng. Tepatnya, pada segmen gempa besar (megathrust) Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault).
Baca juga:
Waspada, Riset Ungkap Potensi Gempa Sesar Cileunyi Sampai 6,3 M
Beruntung gempa-gempa itu tak sampai disertai tsunami.