TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menemukan awal pekan ini kecepatan laju pertumbuhan Gunung Merapi terus menurun drastis pasca rentetan aktivitas tinggi pekan lalu.
Baca:
Rentetan Awan Panas Potong Kubah Lava Gunung Merapi
Jika sebelumnya kecepatan pertumbuhan kubah lava masih di angka rata-rata 8.000 m3 per hari, saat ini kecepatan pertumbuhan kubah itu hanya tersisa sekitar separuhnya.
"Pasca-kejadian rentetan awan panas tanggal 27 Januari 2021, laju pertumbuhan kubah lava 2021 saat ini hanya tercatat sebesar 4.000-5.000 m3 per hari," ujar Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Senin, 1 Februari 2021.
Hanik menuturkan bahwa laju pertumbuhan kubah lava Merapi ini relatif kecil dibandingkan kecepatan pertumbuhan kubah lava rata-rata Gunung Merapi yang sebesar 20.000 m3 per hari.
BPPTKG pun masih memantau, jika aktivitas pertumbuhan kubah lava 2021 yang berada di lava 1997 volumenya juga terus berkurang.
Jika volume kubah itu awalnya mencapai 157.000 m3 pada 25 Januari 2021, namun pada 28 Januari 2021, volume kubah lava menjadi sebesar 62.000 m3 atau berkurang sebanyak 82.000 m3 akibat aktivitas guguran dan awan panas pekan lalu.
Meski kecepatan melambat dan volume kubah berkurang, BPPTKG menyatakan belum terjadi perubahan ancaman bahaya atas erupsi Merapi saat ini. Status gunung itu juga belum diturunkan dan masih bertahan di level Siaga.
"Potensi bahaya Merapi saat ini belum berubah, masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Kali Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Kali Putih sejauh maksimal 5 kilometer," kata Hanik.
Pada Senin misalnya, masih teramati guguran lava dua kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke hulu Kali Krasak dan Boyong.
Letusan eksplosif Merapi juga disebut masih berpotensi terjadi dengan ancaman bahaya berupa lontaran material vulkanik dalam radius 3 km dari puncak.
Gunung Merapi sendiri dinyatakan telah memasuki masa erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Erupsi ini disebut erupsi efusif yaitu erupsi dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran lava, dan awan panas guguran.
Pada tanggal 27 Januari 2021 terjadi 52 kali awan panas guguran yang meluncur ke arah barat daya, yaitu di hulu Kali Krasak dan Boyong. Hingga saat ini, awan panas guguran Gunung Merapi telah terjadi sebanyak 96 kali dengan jarak luncur terjauh 3,5 km.
PRIBADI WICAKSONO