TEMPO.CO, Jakarta - Google mengatakan akan menghentikan pengembangan internal game untuk Stadia. Hal itu akan membuat layanan streaming game berbasis cloud sepenuhnya bergantung pada judul dari pengembang dan penerbit game lain.
Baca:
Google Luncurkan Stadia, Platform Game Berbasis Cloud
Dikutip Reuters, Senin, 1 Februari 2021, Google mengatakan bahwa mereka menutup unit tersebut karena tingginya biaya dalam pengembangan game yang menarik pengguna.
"Membuat game terbaik di kelasnya dari awal membutuhkan waktu bertahun-tahun dan investasi yang signifikan. Biayanya naik secara eksponensial," ujar Vice President and GM, Google Stadia, Phil Harrison, dalam sebuah posting blog, Senin 1 Februari 2021.
Stadia diluncurkan pada 2019 bersamaan dengan unit pengembangan game internal yang diharapkan bisa membuat game untuk platform tersebut.
Menurut Harrison, fokusnya dalam membangun teknologi Stadia telah terbukti serta memperdalam kemitraan bisnisnya. Dia dan timnya telah memutuskan bahwa tidak akan berinvestasi lebih jauh dalam menghadirkan konten eksklusif dari tim pengembangan internal, di luar game yang direncanakan dalam waktu dekat.
Stadia mengalami lonjakan pengguna tahun lalu setelah raksasa teknologi itu memberikan dua bulan akses gratis ke versi premiumnya bagi para gamer yang berlindung di rumah karena pandemi Covid-19.
“Jade Raymond, kepala Stadia Games and Entertainment Google, akan meninggalkan perusahaan untuk mengejar peluang lain,” kata Harrison.
Harrison mengaku sangat menghargai kontribusi Jade untuk Stadia dan mendoakan yang terbaik untuknya di masa depan. Selama beberapa bulan mendatang, sebagian besar timnya akan beralih ke peran baru. “Kami berkomitmen untuk bekerja dengan tim berbakat ini untuk menemukan peran baru dan mendukung mereka,” tutur dia.
REUTERS | BLOG GOOGLE