3. AstraZeneca
Pada 23 November 2020, AstraZeneca mengumumkan hasil uji klinis fase final atas calon vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan memiliki efikasi rata-rata 70 persen. Angka efikasi vaksin ini sejatinya hanya 62 persen, tapi terdongkrak karena 'kecelakaan'.
Saat uji klinis dilakukan rupanya ada kelompok relawan yang hanya menerima 0,5 dosis pada suntikan pertamanya. Tapi, justru pada kelompok inilah efikasi vaksinasi terpantau lebih efektif menghindarkan penerimanya dari Covid-19, yakni mencapai 90 persen.
Kepala Eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot, menyatakan bahwa, baik pada efikasi 62 maupun 90 persen, hasil uji vaksinnya tidak disertai efek samping serius yang terkonfirmasi. Sedang 'kecelakaan' pemberian 0,5 dari dosis seharusnya justru berarti vaksinnya akan bisa dibagikan ke lebih banyak orang nantinya.
"Lebih banyak yang bisa divaksin. Ini artinya kita mempunyai vaksin untuk dunia," kata Direktur Vaksin di University of Oxford, Andrew Pollard, menambahkan.
4. Pfizer