TEMPO.CO, Tokyo - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Selasa, 2 Februari 2021, mengungkapkan bahwa dirinya akan memperpanjang status darurat untuk Tokyo dan wilayah lainnya yang terdampak parah oleh Covid-19 selama sebulan hingga 7 Maret.
Baca:
Viral Bupati Sleman Positif Covid-19, Giliran Anaknya Tertular
"Jumlah kasus baru terus menurun. Saya kira langkah-langkah yang menyasar tempat makan dan minum sudah efektif," tutur pemimpin Jepang tersebut di parlemen.
Tren penularan harian Covid-19 mengalami penurunan akhir-akhir ini, namun sejumlah pejabat layanan kesehatan memperingatkan warga agar tidak lengah di tengah kekhawatiran tekanan yang terus meningkat di rumah sakit dan fasilitas medis.
Perpanjangan masa status darurat itu akan diterapkan di 10 prefektur termasuk Osaka, Aichi, dan Fukuoka.
Prefektur Tochigi tidak akan dikenakan perpanjangan tersebut dan status daruratnya akan dicabut pada 7 Februari setelah kasus Covid-19 di wilayah itu turun secara signifikan.
Menyusul persetujuan panel ahli terkait perpanjangan selama sebulan itu, sang PM menyampaikan langkah tersebut di parlemen, dengan keputusan akhir akan ditentukan kemudian oleh gugus tugas pakar virus corona pemerintah.
Dalam hal jumlah kasus Covid-19, Pemerintah Metropolitan Tokyo melaporkan 556 kasus penularan baru hingga Selasa pukul 15.00 waktu setempat.
Jumlah itu menandai kasus penularan berada di bawah angka 1.000 selama lima hari berturut-turut, meski naik dari 393 kasus terkonfirmasi baru di ibu kota tersebut sehari sebelumnya, yang menjadikan total kumulatif kasus di Tokyo menembus angka 100.000.
Jepang pada Senin malam melaporkan 1.792 kasus penularan baru Covid-19, menambah total kasus di negara tersebut hampir mencapai 400.000, dengan jumlah kematian mendekati angka 6.000.
XINHUA | ANTARA