TEMPO.CO, Jakarta - Seperti telah diprediksi, puncak musim hujan di wilayah Indonesia sedang terjadi pada Januari dan Februari 2021 ini. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG meminta untuk tetap mewaspadai kejadian cuaca ekstrem hingga sepanjang Februari, dan bahkan masih mungkin terjadi pula hingga Maret nanti.
Keterangan tersebut dikutip dari update siaran pers potensi multibencana hidrometeorologis, gempa bumi dan tsunami yang dirilis BMKG pada 31 Januari 2021. "Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak untuk tetap terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang cenderung meningkat dalam periode Puncak Musim Hujan ini," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Disebutkan sejumlah faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia aktif mempengaruhi penguatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia saat ini. Di antaranya adalah Monsoon Asia serta Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) atau Zona Pertemuan Angin dari arah Asia dan dari arah Australia yang memperlihatkan anomali.
Fenomena La Nina saat ini juga disebut masih aktif dengan indeks moderat yang mengarah ke kondisi lemah dan diprediksi baru akan normal Mei 2021. Bahkan MJO (Median-Julian Oscillation) yang merupakan pergerakan kumpulan awan-awan hujan dari Samudera Hindia sebelah Timur Afrika yang saat ini sedang melintasi wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik, juga berpengaruh dalam meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia.
Permintaan untuk waspada ditambah dengan analisis terhadap frekuensi hujan lebat (lebih dari 50 mm/hari) yang juga menunjukkan kecenderungan tren meningkat (semakin sering terjadi) sepanjang 40 tahun terakhir. Untuk data yang terakhir ini, Dwikorita memaparkan, didapat dari wilayah seperti Jakarta, Surabaya, Mataram-Lombok, Makassar, Jayapura, Biak, Lhokseumawe, dan Medan.
Deputi Klimatologi BMKG, Herizal, merinci, pada Februari ini, wilayah diprediksi mendapatkan curah hujan tinggi terutama bagian tengah dan selatan DKI, bagian timur Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, serta sebagian Jawa Timur. Selain itu juga di bagian timur Lampung, bagian tengah Kalimantan, bagian utara Sulawesi Selatan, bagian utara Sulawesi Tenggara, serta bagian tengah Papua Barat dan Papua.
Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG, Ardhasena, mengungkapkan bahwa dari analisis terintegrasi terhadap data BMKG tersebut, juga PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan BIG (Badan Informasi Geospasial), perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah pada Dasarian I Februari (sepuluh hari pertama).
Dia menunjuk daerah-daerah itu di antaranya adalah Banten bagian selatan, sebagian kecil Jawa Barat bagian timur dan selatan, sebagian besar Jawa Tengah bagian Barat dan timur, sebagian kecil selatan DI Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian timur.
Wilayah Kalimantan yang baru saja dilanda bencana banjir besar juga masih diminta waspada. Analisis data terintegrasi yang sama meminta kewaspadaan untuk sebagian kecil Kalimantan Barat bagian utara, sebagian kecil Kalimantan Tengah bagian utara, sebagian kecil Kalimantan Selatan bagian timur, sebagian kecil Kalimantan Timur bagian barat.
Baca juga:
Hari ke-16, Banjir Besar Kalimantan Selatan Mulai Surut
Di Sulawesi, BMKG memperingatkan sebagian kecil Sulawesi Tengah bagian utara dan selatan, Sulawesi Selatan bagian selatan dan utara, dan Sulawesi Tenggara bagian utara. "Informasi potensi banjir kategori menengah hingga tinggi untuk 10 hari ke depan ini sebagai upaya mitigasi agar menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi masyarakat terhadap potensi bencana banjir, longsor, dan banjir bandang," kata Herizal.