Kemudian dari 1 persen monazit itu terbagi lagi menjadi beberapa mineral, misalnya torium fosfat yang merupakan penyatuan thorium dan fosfat. Merujuk hasil publikasi ilmiah tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pada monazit di Pulau Bangka terkandung thorium oksida sebanyak 3,99 persen. “Ada sekitar 15 unsur tanah jarang yang bersama thorium di dalam monazit di Pulau Bangka,” kata Andri.
Selain dalam batu granit, dia menambahkan, thorium juga terdapat pada beberapa lingkungan batuan. Cara mendapatkan thorium itu lewat metode ekstraksi endapan plaser atau pasir kuarsa. “Monazit dan mineral mineral berat lainya seperti zircon, alanit, kasiterit (timah), ilmenite bersatu dengan plaser pantai di Pulau Bangka,” ujarnya.
Endapan plaser pada hamparan pasir putih di Bangka itu mengandung mineral berat termasuk monazit sekitar 1 persen. Karena itu mineralnya disebut unsur logam tanah jarang karena memang jarang atau langka.
Namun, umumnya, thorium berasosiasi dengan batuan granitis, seperti yang ada di Pulau Bangka, Meulaboh-Aceh, atau Sibolga di Sumatra Utara, kemudian Sulawesi Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Adapun penggunaan batuan granit biasanya dipasang pada dinding dan lantai gedung-gedung mewah.
Di Pulau Bangka, menurut Andri, sebaran batu granitnya sangat luas. Produk utamanya adalah kasiterit yang merupakan mineral timah. Seiring perjalanan waktu, sebagian dari timah itu mengalami proses pelapukan yang sangat lama dan erosi. Remah-remahnya yang kecil itu seperti monazit ikut terbawa aliran sungai kemudian terendapkan di bagian hilir.
Desain pembangkit listrik tenaga thorium (PLTT) atau TMSR500 yang dibuat oleh Thorcon. Kredit: Istimewa
Mineral sampingan dari timah itu lantas sampai juga ke daerah pesisir laut dan laut dangkal di sekitar Pulau Bangka dan Belitung. Dulu monazit dan thorium belum sempat diolah karena teknologi ekstraksinya masih sulit. Kalaupun teknologinya dibuat, biaya produksinya mahal sementara kadar thorium sangat kecil.
Baca juga:
Berita Terkini Covid-19 Dunia: Inggris Geser Rusia, Virusnya Bermutasi Lagi
“Dulu penelitian eksplorasi bahan nuklir juga belum banyak,” kata Andri.