Meski tidak ada bayi itu yang mengembangkan genital abnormal, seperempat dari para ibu yang terpapar konsentrasi tertinggi paling mungkin memiliki bayi laki-laki dengan AGD pendek dibandingkan dengan seperempat ibu pemilik kadar paparan ftalat atau plastik terendah.
Meski seluruh bayi laki memiliki genital yang tergolong normal, 21 persen anak laki-laki dengan AGD pendek memiliki testikel yang tak tenggelam sempurna dibandingkan 8 persen anak laki lainnya. "Dan rata-rata, semakin pendek AGD, semakin kecil penis," kata Swan di konferensi internasional Endocrine Disrupting Chemicals di San Diego, AS.
Swan meyakini kalau pada paparan lebih tinggi, anak laki-laki bakal menderita testicular dysgenesis syndrome yang masih berasal dari 'phthalate syndrome'. Apa yang sudah ditemukannya memang belum menjadi sindrom tersebut namun klaster gejala yang ada dianggapnya konsisten mengarah ke sana.
"Jika Anda melihat itu terjadi, Anda kemungkinan besar melihat setiap aspek lain dari maskulinisasi telah berubah pula," kata Fred vom Saal, profesor biologi reproduktif di University of Missouri-Columbia, AS.
Termasuk, kata Vom Saal, perubahan perilaku seperti yang juga sudah terlihat dalam studi pada hewan. "Yakni menjadi sangat tidak suka permainan yang 'keras' dan berkurangnya agresivitas," kata dia.
Kalangan pembela lingkungan mengatakan hasil studi terbaru yang bakal dipublikasi Swan dkk dalam jurnal Environmental Health Perspectives menguatkan larangan atau pembatasan beberapa jenis ftalat dalam produk mainan bayi. Larangan itu telah diusulkan di Eropa dan California, AS.
Menanggapi hasil studi itu, kalangan produsen ftalat tetap pada argumennya bahwa senyawa kimia itu telah teruji dan aman. David Cadogan dari European Council for Plasticisers and Intermediates justru mengkritik beberapa aspek studi Swan dkk. Menurutnya, hanya satu sampel urin yang diambil dari setiap perempuan hamil dalam studi itu tidak mewakili variasi yang menunjukkan perubahan signifikan sepanjang periode paparan.
Baca juga:
Ide Plastik Ramah Lingkungan untuk Jenazah Covid-19 Juara
Juga, Cadogan menuntut pengukuran seluruh AGD pada bayi berusia sama, bukan bervariasi 3-24 bulan seperti yang ada dalam studi Swan tentang dampak buruk penggunaan plastik itu. Dia mengatakan, disparitas pada usia, juga berat badan, berarti harus ada analisis matematika yang kompleks.
NEWSCIENTIST | DAILY MAIL