TEMPO.CO, Sorong - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan bahwa sekolah di Provinsi Papua Barat yang kesulitan atau bahkan tidak memiliki jaringan internet untuk melakukan pembelajaran secara tatap muka. Aktivitas belajar mengajar secara langsung tak dapat dihindari namun harus menggunakan protokol kesehatan Covid-19.
Menurut Nadiem,itu juga berlaku untuk sekolah di lokasi lain terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). "Belajar dengan cara tatap muka bagi daerah yang tidak ada jaringan internet dilakukan agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran," katanya saat kunjungan kerja hari ketiga di Kepulauan Sorong, Papua Barat, Jumat 13 Februari 2021.
Baca juga:
Banyak Sekolah Masih Daring, Menteri Nadiem: Kemauan Daerah Masih Rendah
Nadiem menegaskan, itu bisa dilakukan disertai penerapan protokol kesehatan yang ketat sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19 namun semua itu kembali kepada keputusan pemerintah daerah, kepala sekolah, dan komite sekolah. "Sebab kewenangan diberikan kepada daerah untuk memutuskan sesuai kondisi," katanya lagi.
Nadiem mengingatkan adanya, dan masih berlaku, Surat Keputusan Bersama 4 menteri yang dikeluarkan untuk memastikan bahwa di setiap daerah dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada. SKB 4 menteri itu pula yang dianjurkannya kepada kabupaten dan provinsi di Papua Barat untuk memulai proses tatap muka bagi sekolah di daerah yang tidak ada jaringan internet untuk melakukan pembelajaran jarak jauh.
"Belajar tatap muka diatur dengan baik dan mengutamakan protokol kesehatan misalnya satu Minggu tiga kali tatap muka sudah cukup agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran," kata eks bos Gojek tersebut.
Baca:
Anak Positif Covid-19 di Indonesia: 74 Ribu Kasus, 3 Ribuan Klaster Sekolah
Tetapi semua itu tergantung pada kepala sekolah dan komite sekolah. Jika sekolah memperbolehkan, Nadiem berharap pemerintah daerah harus memberikan dukungan agar berjalan lancar dan sesuai dengan protokol kesehatan.