Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Digitalisasi Lontar Bali Agar Tidak Pudar

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Proses digitalisasi lontar di Puri Anyar, Ubud dengan proses fotografi pada awal Januari 2020. Digitalisasi lontar dilakukan sebagai upaya penyelamatan naskah lontar dari termakan usia. (dokumentasi pribadi Puri Anyar, Ubud).
Proses digitalisasi lontar di Puri Anyar, Ubud dengan proses fotografi pada awal Januari 2020. Digitalisasi lontar dilakukan sebagai upaya penyelamatan naskah lontar dari termakan usia. (dokumentasi pribadi Puri Anyar, Ubud).
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dua orang pria duduk bersila di salah satu bangunan di dalam Puri Anyar, Ubud, Bali, pada Jumat, 5 Februari 2021. Keduanya tampak asyik berbincang dengan suasana santai. Seorang di antaranya terlihat memegang satu cakepan atau gulung lontar. Ia adalah Cokorda Gde Bayu Putra yang merupakan salah satu penghuni di Puri Anyar. “Judul lontar Tenung Wrespati Kalpa,” katanya.

Baca:
PANDI Luncurkan Program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara  

Sore itu, obrolan di Puri Anyar mengalir perlahan, suguhan kopi dan rokok yang mengepul membuat suasana menjadi lebih cair dan santai. Sesekali suara burung tekukur menimpali perbincangan Tempo dengan pria 32 tahun itu.  

Cokorda Gede Bayu Putra atau akrab disapa Cok Bayu menerangkan, lontar Tenung Wrespati Kalpa itu merupakan warisan keluarganya. Lontar yang memiliki panjang 30 cm, lebar 3,7 cm, dan tebalnya 22 lembar itu memuat tentang perwatakan seseorang sesuai dengan saptawara dan pancawara.

Cok Bayu yang juga dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Denpasar ini memperkirakan, ia adalah generasi kelima yang mewarisi manuskrip tersebut. “Memang masih kurang mendapatkan apresiasi, karena kami di puri masih memiliki keterbatasan perihal pemahaman aksara,” ujarnya.

Sejak tahun 2018, Puri Anyar yang dibantu penyuluh bahasa Bali mulai melakukan identifikasi lontar. Ada 67 cakepan lontar yang dimiliki dan 17 yang sudah terdigitalisasi berupa katalog.

Sebelumnya, Puri Anyar sempat melakukan identifikasi sekitar tahun 90-an. Tapi, catatan dan lontarnya rusak dimakan tikus. Dari hal tersebut, akhirnya tercetus pemikiran Cok Bayu untuk melakukan digitalisasi.

Proses digitalisasi lontar di Puri Anyar bisa dikatakan sederhana. Lontar difoto menggunakan kamera. Setiap sisinya ditandai agar memudahkan ketika dibaca. Hasil fotonya kemudian disimpan dalam memori komputer. Selain itu, dibantu oleh penyuluh bahasa Bali mereka juga membuat katalog.

Dalam katalog tidak memuat sepenuhnya isi lontar. Hanya berisi judul, nomor naskah, tempat penyimpanan, asal lontar, kondisi, ukuran lontar, tebal lontar, jumlah baris pada setiap lembar lontar, bahasa, bentuk teks, penanggalan lontar, serta kalimat pertama dan terakhir. “Katalog dan lontar tidak kami buka untuk umum,” katanya.

Cok Bayu merahasiakan karena masih terbatas dalam pemahaman lontar-lontar tersebut. Selain itu, ada faktor sakral. Sehingga tidak setiap orang berhak mengetahuinya.

Digitalisasi lontar yang lebih baik dan maju dilakukan oleh Puri Kauhan, Ubud. Sejak 2018 mereka memiliki website untuk memuat aksara Bali yang disalin di atas daun pohon siwalan ini.

Dalam pemuatannya di Internet, Puri Kauhan juga merahasiakan isi lontarnya. Mereka hanya menyertakan ulasan singkat seperti nama lontar dan penjelasannya. Contohnya lontar Dasa Nama.

Pada website Puri Kauhan berisi penjelasan lontar itu yang dibuat pada 13 Juni 1938 atau tahun 1850 Saka. Lontar itu utuh di dalam sebuah keropak (tempat penyimpanan) dan dibuat dalam format cakepan. Tidak diketahui siapa penulisnya. Lontar tersebut ditulis dengan menggunakan aksara Bali, menggunakan bahasa Sansekerta, Kawi, dan Bali. Terdiri dari 25 lembar.

Untuk mendapatkan lontar secara utuh, kita bisa mengajukan permohonan langsung melalui website Puri Kauhan dengan menyertakan nama, alamat email, nomor telepon yang meminta lontar, asal institusi, alamat dan alasan meminta lontar secara utuh.

Tokoh Puri Kauhan Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana menyebutkan, terbatasnya publikasi isi lontar oleh pemiliknya karena nilai kesakralannya. Selain itu, ia beralasan hal itu agar proses belajar lontar lebih dihargai. “Agar belajar serius. Saya kira itu yang ditanamkan oleh para leluhur,” ujarnya. Namun, karena dianggap pingit atau sakral, lontar yang dimiliki kadang sampai tidak pernah dibuka atau diindentifikasi, sehingga rusak.

Puri Kauhan memiliki 42 lontar yang sudah terdigitalisasi. Jenisnya beragam seperti lontar usada, tutur, sastra, mantra dan salinan karya dari Dhang Hyang Nirarta. Dari jumlah itu, 20 lontar sudah alih aksara.

Ari Dwipayana yang juga Koordinator Staf Khusus Presiden Joko Widodo  berencana melakukan alih bahasa. “Harapannya agar lontar bisa lebih berguna secara luas bagi masyarakat,” ujarnya.

***

Boleh dibilang, proses identifikasi hingga digitalisasi lontar masih tidak gampang. Perlu pendekatan pada pemilik lontar. Hal itu diungkapkan oleh seorang penyuluh bahasa Bali di Kecamatan Ubud, Ida Bagus Oka Manobhawa (37).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengatakan, belum seluruhnya pemilik lontar mau melakukan identifikasi. “Karena dianggap warisan keluarga, jadi pengetahuannya tidak ingin disebarluaskan,” ujarnya.

Apalagi jika dikaitkan dengan klenik atau lontar untuk pelajaran ilmu hitam, di Bali disebut pengeleakkan. Sehingga masih ada masyarakat yang tertutup. “Pada umumnya masyarakat tidak tahu isi lontarnya,” katanya.

Gus Oka yang menjadi penyuluh bahasa Bali sejak 2016 ini menceritakan, awalnya pernah memohon hingga dua jam kepada pemilk lontar agar bisa dilakukan proses identifikasi. “Akhirnya tetap gagal,” ujarnya.

Proses tersebut tidak membuat dirinya patah arang. Hal yang sama juga dialami seluruh penyuluh bahasa Bali di Pulau Dewata. Hingga akhirnya mereka meminta bantuan publikasi pada media lokal. “Setelah itu, mulai lebih gampang. Pemilik lontar agak lebih terbuka. Bahkan ada yang minta ke penyuluh untuk identifikasi,” katanya.

Untuk proses digitalisasi hingga saat ini sepenuhnya masih bergantung pada pemilik lontar, pemerintah daerah tidak menyiapkan sarana. Gus Oka mengatakan, ia sendiri masih kesulitan untuk alat digitalisasi seperti kamera. “Setahu saya, di Kabupaten Jembrana penyuluh bahasa Bali sudah kerja sama dengan pemerintah daerahnya untuk digitalisasi,” ujarnya.

Proses digitalisasi lontar menjadi penting karena terkait dengan usia dan daya tahan daun dari pohon bernama Latin Borassus flabellifer ini. Gus Oka memperkirakan, satu lembar daun lontar saat ini bisa bertahan hingga 100 tahun.

Sementara itu, proses identifikasi lontar di masa pandemi sekarang ini, Gus Oka sangat membatasi dan rutin melakukan koordinasi dengan satuan tugas penanganan Covid-19 di desa setempat.

Agar nantinya tidak menimbulkan kecurigaan, proses identifikasi lontar saat ini hanya melibatkan beberapa penyuluh bahasa Bali. Tugas mereka dibagi dalam beberapa bagian, membersihkan, membaca, alih aksara, hingga proses digitalisasi.

Sejak tahun 2018, penyuluh bahasa Bali baru melakukan digitalisasi sebanyak 40 cakepan lontar. Sementara untuk identifikasi, terdata 29.658 cakepan sejak 2016.

Selama ini, penyuluh bahasa Bali hanya mengandalkan alat seadanya untuk proses digitalisasi. “(Dukungan) belum ada dari pemerintah provinsi,” kata koordinator penyuluh bahasa Bali tingkat provinsi Wayan Suarmaja.

Menurut Wayan Suarmaja, untuk Dinas Kebudayaan Provinsi Bali sebelumnya pernah melakukan digitalisasi lontar. Waktu itu belum melibatkan penyuluh bahasa Bali yang  terbentuk pada 2016.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana mengatakan, pihaknya belum begitu fokus pada digitalisasi lontar, sehingga fasilitas bagi penyuluh bahasa Bali juga tidak ada. Saat ini Dinas Kebudayaan masih pada tahap identifikasi dan alih bahasa. “Akan kami coba ke depan,” katanya.

Namun, pria yang akrab disapa Kun Adnyana ini menekankan, agar proses digitalisasi tetap menjaga kerahasiaan isi lontar. “Karena masyarakat masih percaya pingit atau sakral,” ujarnya.

Akademikus Universitas Udayana I Gde Nala Antara menilai digitalisasi lontar merupakan usaha penyelamatan hasil peradaban. “Saat ini harus dilakukan,” ujarnya.

Ia mengakui upaya itu belum maksimal karena memerlukan waktu panjang. Selain itu peralatan dan sikap pemilik yang enggan lontarnya diketahui oleh pihak dari luar lingkar keluarga menjadi kendala.

Universitas Udayana Bali sendiri memiliki 900 cakepan lontar dan direncanakan beberapa tahun ke depan semuanya telah terdigitalisasi. “Pemerintah perlu bantu pemilik sehingga bisa mendapatkan kekayaan intelektual dari lontar yang digitalisasi,” ujarnya.

MADE ARGAWA

*Liputan ini didukung oleh PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) dalam program Merajut Nusantara, Digitalisasai Aksara Nusantara.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

14 jam lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Bali Kini Punya Apple Developer Academy, Kursus Gratis Berisi Serba Serbi iOS

1 hari lalu

Bali Kini Punya Apple Developer Academy, Kursus Gratis Berisi Serba Serbi iOS

CEO Apple, Tim Cook, akan meresmikan Apple Developer Academy di Bali. Pelatihan digital itu bisa diikuti cuma-cuma, namun seleksinya ketat.


Apple Developer Academy Akan Dibangun di Bali, Nilai Investasi Rp 1,2 Triliun

1 hari lalu

Logo surat kabar Apple Daily terlihat di kantor pusat penerbitnya Next Digital setelah pengumuman bahwa surat kabar tersebut menutup operasinya sebelumnya, di Hong Kong, China 23 Juni 2021. REUTERS/Tyrone Siu
Apple Developer Academy Akan Dibangun di Bali, Nilai Investasi Rp 1,2 Triliun

Budi Arie mengatakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat akan membangun Apple Developer Academy di Bali.


10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

1 hari lalu

Pura Luhur Uluwatu, Bali. shutterstock.com
10 Tempat Wisata Paling Populer di Indonesia Versi Tripadvisor

Berikut ini Deretan daftar tempat wisata paling populer di Indonesia versi Tripadvisor, didominasi oleh objek wisata di Bali.


Super Air Jet Luncurkan Rute Bali-Samarinda, Terbang Perdana 26 April

1 hari lalu

Pesawat Super Air Jet rute Kualanamu-Bandung-Denpasar mendarat perdana di Bandara Internasional Husein Sastranegara di Bandung, Jawa Barat, 6 Januari 2023.. Maskapai penerbangan low cost carrier lokal ini menyasar penumpang kaum milenial dan pelancong le berbagai destinasi dalam negeri. TEMPO/Prima Mulia
Super Air Jet Luncurkan Rute Bali-Samarinda, Terbang Perdana 26 April

Maskapai penerbangan Super Air Jet meluncurkan rute baru dari Denpasar, Bali ke Samarinda, Kalimantan Timur.


Mengenal Teknologi Internet 5,5G, Unduh Film HD Hanya 30 Detik

2 hari lalu

Seri Vivo X Fold3 dan X100 akan menjadi salah satu perangkat pertama yang mendukung konektivitas 5.5G (GSM Arena)
Mengenal Teknologi Internet 5,5G, Unduh Film HD Hanya 30 Detik

Inovasi teknologi seluler terus bergerak cepat dan membawa pengguna ke ranah 5,5G yang kini sudah mulai dikembangkan dan hadir pertama kali di Cina.


Find My Device Luncurkan Fitur Baru, Dapat Lacak HP dalam Kondisi Internet Mati

2 hari lalu

Google Find My Device
Find My Device Luncurkan Fitur Baru, Dapat Lacak HP dalam Kondisi Internet Mati

Find My Device telah mengalami peningkatan fitur yang memungkinkan pengguna untuk melacak lokasi perangkat mereka secara offline.


Penjelasan Polda Bali soal Istri TNI jadi Tersangka Usai Laporkan Dugaan Perselingkuhan Suami

3 hari lalu

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Jansen Avitus Panjaitan (tengah) didampingi oleh Kepala Kepolisian Resor Denpasar Komisaris Besar Wisnu Prabowo (kanan) dan Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf. Agung Udayana menunjukkan foto
Penjelasan Polda Bali soal Istri TNI jadi Tersangka Usai Laporkan Dugaan Perselingkuhan Suami

Polda Bali membantah Anandira Puspita jadi tersangka karena melaporkan dugaan perselingkuhan suaminya yang seorang prajurit TNI


Ingin Jaga Privasi, Begini Cara Mengatur Akun GetContact Jadi Anonim

3 hari lalu

Untuk menyembunyikan nomor telepon agar tidak bisa dicari di Getcontact, Anda bisa mengaturnya di bagian setting. Foto: Canva
Ingin Jaga Privasi, Begini Cara Mengatur Akun GetContact Jadi Anonim

Berikut cara menyembunyikan nomor telpon menjadi anonim di aplikasi GetContact.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

5 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.