TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, 15 Februari 2021, memberikan lampu hijau untuk penggunaan darurat dua versi vaksin AstraZeneca dan Oxford, yang memungkinkan vaksin Covid-19 itu untuk diluncurkan secara global melalui COVAX.
Baca:
Korea Selatan Didesak Hati-hati Pakai Vaksin AstraZeneca untuk Lansia
Kedua versi vaksin tersebut diproduksi oleh AstraZeneca-SKBio di Korea Selatan dan Serum Institute of India, kata WHO dalam sebuah rilis berita, seraya mengungkapkan bahwa vaksin itu menunjukkan kemanjuran 63,09 persen serta cocok bagi negara berpenghasilan rendah dan menengah karena syarat penyimpanannya yang mudah.
Saat ini, vaksin tersebut dapat digunakan melalui COVAX, sebuah inisiatif internasional yang dipimpin WHO untuk akses yang adil terhadap vaksin Covid-19, ujar Dr. Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat-Obatan dan Produk Kesehatan.
"Negara-negara yang hingga saat ini tidak memiliki akses terhadap vaksin akhirnya dapat mulai memvaksinasi tenaga kesehatan dan populasi yang berisiko," kata Simao.
"Namun, kita harus mempertahankan tekanan untuk memenuhi kebutuhan populasi prioritas di mana saja serta memfasilitasi akses global," ujarnya. Demi tujuan tersebut, Simao memilah dua prioritas, yakni peningkatan kapasitas produksi dan pengajuan awal dari pihak pengembang untuk vaksin mereka agar ditinjau WHO.
Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin Covid-19 kedua yang telah mengantongi izin dari WHO, setelah vaksin Pfizer/BioNTech pada akhir Desember lalu.
XINHUA | ANTARA