Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awan Panas Gunung Merapi Menyebabkan Tutupan Lahan Hutan Primer Rusak

image-gnews
Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani
Bukit Plewangan dihuni kawanan monyet ekor panjang. Mereka terbiasa bersua dengan manusia. TEMPO/Shinta Maharani
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mencatat erupsi Gunung Merapi yang terjadi sejak 4 Januari lalu telah menyebabkan kerusakan pada tutupan lahan hutan primer kawasan taman nasional itu.

Baca:
Magma Gunung Merapi Berjalan Pelan, Kubah Lava Terus Tumbuh 

Tutupan lahan hutan primer itu sendiri merupakan hutan alam campuran sementara kerusakan terjadi utamanya di kawasan Kali Boyong dan sekitarnya.

"Kerusakan tutupan lahan hutan primer karena awan panas pasca erupsi efusif yang mengarah ke barat daya Gunung Merapi mulai dari Kali Boyong, Kali Krasak dan sekitarnya," kata Kepala Balai TNGM, Pujiati Rabu 17 Februari 2021.

Balai TNGM sendiri masih belum menginventarisasi luasan dan detail jenis tumbuhan yang rusak terdampak awan panas Merapi itu karena lokasi kerusakan diperkirakan masih berada di radius 4 kilometer dari puncak Merapi atau dalam radius bahaya, yakni kurang dari 5 kilometer.

"Inventarisasi baru kami lakukan jika benar sudah selesai masa erupsi dan BPPTKG telah menurunkan statusnya dari level Siaga atau ketika sudah ke status normal," katanya.

Pujiati mengatakan tak menutup kemungkinan juga dikerahkan drone untuk mengetahui detail situasi yang terdampak itu jika kondisi sudah benar-benar landai. "Untuk saat ini kami tak mau ambil risiko," ujarnya.

Pujiati menambahkan soal satwa yang terdampak erupsi Merapi 2021 ini, saat ini khususnya Elang Jawa, penghuni langka di kawasan itu, diprediksi tak terganggu atau terusik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Burung itu diprediksi tetap mudah beradaptasi dengan aktivitas Merapi sehingga tidak akan sampai bermigrasi ke wilayah lain.

"Elang Jawa jenis yang mudah beradaptasi dengan kondisi Merapi dan daya jelajahnya cukup jauh," kata dia.

Hasil pantauan pada 2020, hewan ini masih terpantau terbang di kawasan TNGM wilayah Sleman, Magelang dan Klaten. Masing-masing wilayah itu terpantau satu pasang.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan aktivas vulkanik Merapi saat ini terus berlangsung sehingga status masih Siaga dan ancaman bahaya tetap dalam radius lima kilometer.

Sejak pantauan Rabu 17 Februari 2021 pukul 18.00 WIB hingga Kamis 18 Februari pukul 12.00 WIB, Gunung Merapi masih memuntahkan guguran lava pijar sedikitnya 12 kali dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

1 jam lalu

Gunung Semeru erupsi pada Sabtu, 9 Maret 2024, pukul 08.28 WIB (ANTARA/HO-PVMBG)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Gempa Awan Panas Guguran Selama 27 Menit

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru melaporkan adanya erupsi disertai gempa awan panas guguran selama 27 menit, Kamis sore, 28 Maret 2024,


Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

4 jam lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa malam, 27 Februari 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Polemik Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan, Ini Penjelasan Menteri Airlangga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan alasan pemerintah memutihkan lahan sawit ilegal di kawasan hutan.


365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

7 jam lalu

Sawit 2
365 Perusahaan Ajukan Pemutihan Lahan Sawit Ilegal di Kawasan Hutan

Ratusan perusahaan pemilik lahan sawit ilegal di kawasan hutan mengajukan pemutihan.


Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

8 jam lalu

Shutterstock.
Pemutihan Lahan Sawit Ilegal Dipercepat, Target Rampung 30 September 2024

Pemerintah mempercepat program pemutihan lahan sawit ilegal di kawasan hutan. Ditargetkan selesai 30 September 2024.


Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

11 jam lalu

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Pengelolaan Hutan Didominasi Negara, Peneliti BRIN Usul Cegah Deforestasi melalui Kearifan Lokal

Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan seringkali tidak mendapatkan hak akses yang cukup untuk memanfaatkan sumber daya di dalamnya.


Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup Sementara

14 jam lalu

Situasi Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat pada Arus Mudik pada Kamis 14 April 2023. TEMPO/Fachri Hamzah
Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup Sementara

Bandara Minangkabau ditutup sementara karena terdampak sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi.


Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

2 hari lalu

Massa buruh membawa poster saat menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa, 14 Maret 2023. Para buruh juga menuntut pemerintah untuk menghentikan obral tanah dan hutan untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). TEMPO/M Taufan Rengganis
Tingkat Deforestasi Tinggi, Kawasan Hutan IKN Baru 16 Persen dari Target 65 Persen

Kondisi hutan di IKN yang sudah ditetapkan sebagai kawasan lindung masih jauh dari kondisi ideal.


Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

6 hari lalu

Penggundulan hutan di India. [www.nature.com]
Hari Hutan Internasional: Laju Deforestasi Hutan Tiap Tahun Mengkhawatirkan

Hari Hutan Internasional diperingati setiap 21 Maret. Sejarahnya dimulai 2012 yang diprakarsai oleh PBB untuk membantu dan mendukung konservasi hutan


Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

7 hari lalu

Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. (Dok.istimewa)
Agar Dilirik Wisatawan, Taman Hutan Raya Bunder Gunungkidul Diusulkan Digarap Sistem Blok

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyiapkan pengelolaan Taman Hutan Raya Bunder di Kabupaten Gunungkidul dengan sistem blok.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

8 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.