TEMPO.CO, Bengkulu - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan aktivitas gempa tektonik di Bengkulu yang cukup signifikan sepanjang bulan ini. Gempa berkekuatan Magnitudo 5,1 pada Kamis sore, 18 Februari 2021, pukul 17.43 WIB, dicatat menjadi gempa ke-24 yang terjadi di wilayah itu.
Jumlah kejadian gempa tersebut meningkat dibandingkan Januari yang tercatat sebanyak 18 kali. Jumlah ini dihitung dari gempa yang terkecil Magnitudo 2,7 sampai yang terkuat 6,3. Baik yang bersumber dari sesar atau patahan yang ada di darat maupun dari zona subduksi atau pertemuan antara dua lempeng.
"Aktivitas kegempaan memang meningkat di segmen megatrust Enggano," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, Litman, Kamis.
Meningkatnya aktivitas seismik di Bengkulu juga Lampung saat ini juga pernah diungkap Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono. Khusus terhadap gempa 5,1 M pada Kamis sore, dia menyebutnya sebagai gempa ke-16 yang terjadi dari sebelah selatan-barat dua wilayah itu sejak November 2020.
Litman menjelaskan, gempa itu terjadi di laut dengan kedalaman 10 kilometer. Episentrumnya di laut, 117 kilometer arah barat daya Bengkulu. "Gempa ini adalah jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia," kata dia.
Litman menyebutkan getaran yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut dirasakan oleh sebagian masyarakat di Bengkulu, terutama yang berada di Kota Bengkulu. BMKG mengukur intensitas terkuat dari gempa itu berada pada skala III MMI, atau getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Tidak terjadi tsunami.
Baca juga:
Gempa Terkini di Kalimantan, Simak Catatan BMKG
Satu warga Kelurahan Kandang Limun, Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota Bengkulu, Luzi Aprida, termasuk di antara yang bisa merasakan getaran gempa itu. Namun dia memastikan tidak ada dampak kerusakan. "Cukup panik juga dan tadi langsung lari keluar rumah, memang sejak Januari Bengkulu sering terjadi gempa," ucapnya.