TEMPO.CO, Yogyakarta - Gunung Merapi masih terus menggeliat. Gunung api itu bahkan cukup aktif dalam rentang 18 jam terakhir sejak Kamis petang hingga Jumat siang, 18-19 Februari 2021.
Dalam tiga periode 6 jam mulai Kamis pukul 18.00-24.00 hingga Jumat pukul 00.00-12.00 WIB, Merapi memuntahkan guguran lava pijar sebanyak 32 kali dengan arah seluruhnya ke barat daya. Guguran lava pijar intens itu terdiri dari 10 kali pada periode Kamis dan 22 kali pada periode Jumat.
"Jarak guguran lava pijar 700-1.200 meter," ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida Jumat 19 Februari 2021.
BPPTKG, dia menegaskan, masih menetapkan Merapi dalam status Siaga sampai hari ini. Pada Jumat pagi pula gunung yang dikenal dengan tipe letusan efusif tersebut terlihat mengeluarkan asap sulfatara putih, intensitas tebal, dan tinggi sekitar 400 meter di atas puncak.
"Emisi asap sulfatara merupakan kejadian yang biasa terjadi di gunung api aktif. Asap putih menunjukkan komposisi gas yang dominan adalah uap air," kata Hanik menerangkan.
Potensi bahaya masih berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Baca juga:
Awan Panas Gunung Merapi Merusak Hutan Primer
"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan tetap mewaspadai bahaya banjir lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata Hanik.