TEMPO.CO, Lumajang - Banjir lahar dingin Semeru memenuhi alur utama sungai yang berhulu di lereng gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini, Jumat, 19 Februari 2021. Dua alur tersebut adalah Besuk Kobokan dan Besuk Sat.
Informasi yang diperoleh TEMPO di lapangan menyebutkan arus lahar dingin sempat terpantau pada Jumat siang sekitar pukul 14.00 WIB. Getarannya sempat terekam dalam seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dengan amplitudo maksimum 36 milimeter.
Getarannya sempat mencapai 40 milimeter pada Jumat sore. "Namun sekarang sudah mulai turun," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, M. Wawan Hadi dihubungi TEMPO, Jumat petang ini.
Wawan mengatakan lahar dingin Gunung Semeru mengalir deras di infrastruktur pengendali lahar yakni di Besuk Kobokan dan Besuk Sat. Dia menambahkan, pihaknya telah menempatkan sejumlah personel di tempat-tempat tersebut. "Sudah ada petugas piketnya," kata Wawan.
Baca juga:
Detik-detik Mobil Digulung Banjir Lahar Gunung Semeru
Selain terjadi banjir lahar itu, hasil pengamatan secara kegempaan Pos PGA Semeru menyebutkan, terjadi 20 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 16-22 milimeter, dan lama gempa 100-125 detik. Kemudian 1 kali Harmonik dengan amplitudo 3 mm, dan lama gempa 170 detik. Serta, 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 33 mm, S-P 22 detik dan lama gempa 99 detik. Data tersebut berdasarkan hasil pengamatan Gunung Semeru sejak 06.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.