TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 19 Februari 2021, dimulai dari artikel tentang Vaksin Nusantara antiCovid-19 bikinan eks Menteri Kesehatan yang telah dicopot Terawan Agus Putranto dan timnya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan telah menerima hasil uji klinis awal vaksin itu.
Lalu berita yang kedua dari perkembangan Covid-19 global di mana Indonesia terus merayap naik dalam peta negara-negara penyumbang kasus terbesar. Terbaru adalah Peru yang telah dilangkahi.
Berita ketiga 'Tentang Hujan Dinihari Jadetabek dan Ancaman Banjir yang Tertunda'. Peneliti di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membuat prediksi hujan dan potensi banjir berdasarkan pengaruh seruak angin dingin dari Laut Cina Selatan.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Jumat 19 Februari 2021, selengkapnya,
1. Mantan Menkes Terawan Bikin Vaksin Nusantara AntiCovid-19, Ini Kata BPOM
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengevaluasi Vaksin Nusantara AntiCovid-19 yang dikembangkan tim mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. BPOM telah menerima data hasil uji klinis fase 1 yang diserahkan oleh peneliti antivirus terkait.
"Kami sedang memproses," kata Kepala Subdirektorat Penilaian Uji Klinik dan Pemasukan Khusus BPOM, Siti Asfijah Abdoella, dalam webinar yang dipantau Antara dari Jakarta, Kamis 18 Februari 2021.
Baca juga:
Covid-19, Menristek: Uji Vaksin Merah Putih 2021 akan Dipercepat
Siti mengatakan vaksin tersebut dapat berlanjut ke uji klinis fase 2 apabila kriteria fase 1 terpenuhi terutama terkait keamanan, khasiat, dan mutu produk farmasi. "Harus dipastikan uji klinis 1 memenuhi persyaratan dan ketentuan," katanya.
2. Berita Terkini Covid-19 Global: Indonesia Telah Langkahi Peru
Tambahan lebih dari 9 ribu kasus baru pada hari ini, Kamis 18 Februari 2021, membuat posisi Indonesia memanjat satu posisi lebih tinggi dalam peta negara-negara penyumbang kasus Covid-19 di dunia. Indonesia kini bertukar posisi dengan Peru di posisi 18 dan 19.
Berdasarkan data real-time yang dikumpulkan Johns Hopkins University, AS, jumlah kasus Covid-19 yang telah dilaporkan Peru sebanyak 1.252.137 per malam ini. Bandingkan dengan Indonesia yang sebanyak 1.252.685. Padahal, saat Indonesia baru menembus angka sejuta kasus pada akhir Januari lalu, jaraknya dari Peru lebih dari 10 ribu kasus.
Peru, menurut Johns Hopkins University, sepanjang seminggu ke belakang, memiliki data rata-rata penambahan kasus baru harian sebesar 6.850. Sedang di Indonesia, data yang sama menunjuk angka lebih dari 8 ribu. Ini artinya, jika laju penambahan tak berubah, Peru pun akan segera ditinggalkan dan jumlah kasus Covid-19 Indonesia bakal segera mendekati anak tangga berikutnya.
3. Tentang Hujan Dinihari Jadetabek dan Ancaman Banjir yang Tertunda
Peneliti klimatologi di Pusat Sains dan Teknologi Atrmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Erma Yulihastin, memprediksi hujan di Jakarta dan sekitarnya yang persisten sepanjang akhir pekan ini, dan berpotensi menyebabkan banjir. Hujan esktrem disebutnya dimulai dari Kamis malam yang berlanjut Jumat dinihari dan pagi, lalu meningkat lagi Jumat malam sampai Sabtu pagi.
Sejumlah petugas gabungan mengevakuasi warga menggunakan perahu karet saat terjadi banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 19 Februari 2021. Banjir tersebut terjadi akibat jebolnya tanggul di wilayah tersebut yang membuat aliran Kali Bekasi meluap hingga memasuki pemukiman warga dengan ketinggian mencapai sekitar 80 sentimeter hingga 2 meter. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hujan yang persisten skala meso yang tembus ke dinihari itu disebabkan Cross Equatorial Northerly Surge, istilah yang disebutkan Erma untuk seruak angin yang kuat dari Laut Cina Selatan. Dia pernah memaparkan perihal seruak angin dingin ini saat memprediksi banjir besar bakal terjadi di Jakarta pertengahan Januari lalu--banjir besar seperti yang pernah dialami Bekasi dan sebagian Jakarta pada Januari 2020.
Baca juga:
Siaga Banjir, LAPAN: Hujan di Jadetabek Bakal Awet Sampai Sabtu Pagi
Kala itu dia menjelaskan bahwa kekuatan aliran CENS bisa mencapai lebih dari 10 meter per detik di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Penguatan CENS telah menjadi obyek penelitian sebelumnya dan didapati bisa memperkuat monsun musim dingin Asia yang berperan dalam pembentukan hujan di wilayah Indonesia periode November–Maret.