Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WhatsApp Bicara tentang Pengguna Pindah ke Aplikasi Pesaing

Reporter

image-gnews
Logo WhatsApp. Kredit: Time
Logo WhatsApp. Kredit: Time
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang diberlakukan pada 15 Maret 2021, ketentuan dan kebijakan baru privasi WhatsApp kembali mengundang perhatian. Aplikasi perpesanan besutan Facebook itu sendiri telah menyiapkan langkah baru untuk mengulangi notifikasi kepada para penggunanya. Tahap ini penting karena WhatsApp akan meninggalkan mereka yang tidak setuju akan pembaruan itu.

Seperti yang telah diumumkannya, notifikasi akan muncul dengan tampilan visual baru yang dianggap lebih jelas. Tujuannya, mengklarifikasi apa yang akan berubah dan tidak berubah dari kebijakan tersebut.

Baca juga:
Kebijakan Baru WhatsAapp, Siap-siap Ada Notifikasi lagi, tapi ...

“Kami melihat begitu banyak misinformasi yang beredar mengenai pembaruan ini. Oleh sebab itu, penting bagi kami untuk meluruskan kebingungan yang disebabkan oleh misinformasi tersebut,” ujar WhatsApp dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Februari 2021.

Seperti diketahui, kebijakan privasi WhatsApp sempat ramai diperbincangkan, bahkan dikecam sebagai arogansi dari aplikasi perpesanan dengan jumlah pengguna terbesar itu. Dasarnya, pengguna semakin khawatir platform tersebut akan membagikan seluruh data dan isi percakapan yang ada dengan perusahaan induknya Facebook jika memilih setuju pembaruan.

Dampaknya, sebagian memutuskan pindah ke aplikasi perpesanan lain seperti Telegram dan Signal, dan terbukti jumlah pengguna keduanya juga langsung melonjak. Gonjang-ganjing di antara pengguna WhatsApp pun langsug disambut tawaran pembaruan versi yang dianggap memberi kenyamanan yang tidak didapat di WhatsApp, dan bahkan fitur yang memudahkan pengguna untuk pindah bersama riwayat chat-nya.

WhatsApp bukan tak menyadari itu. Bersama pernyataan terbarunya, WhatsApp menyampaikan bisa memahami kalau di masa seperti sekarang sebagian orang mungkin ingin mengetahui fitur apa yang ditawarkan oleh aplikasi lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

WhatsApp juga mengatakan kalau beberapa aplikasi pesaing mengklaim tidak dapat melihat pesan pengguna. Namun, ditambahkannya, "Perlu diketahui, jika suatu aplikasi tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default, artinya aplikasi tersebut dapat membaca pesan penggunanya."

WhatsApp sepertinya merujuk kepada Telegram lewat penyataannya itu. Aplikasi asal Rusia itu tidak menawarkan enkripsi end-to-end secara default, tapi menyediakan "Obrolan Rahasia" jika ingin percakapan hanya dapat dibaca di perangkat yang mengirim pesan dan perangkat yang menerimanya.

Lebih lanjut disebutkan WhatsApp kalau aplikasi yang lain mengatakan bahwa mereka lebih baik karena mereka mengetahui lebih sedikit informasi daripada anak perusahaan Facebook itu. Ini sepertinya menyinggung Signal yang memang dirancang untuk meminimalkan data yang disimpan tentang pengguna, catatan kontak, grafik sosial, daftar percakapan, lokasi, avatar pengguna, keanggotaan grup, judul grup.

WhatsApp menegaskan pihaknya memiliki akses ke sebagian data terbatas agar dapat menyediakan layanan yang aman dan reliable, dan diyakini menjadi yang dicari oleh pengguna dari layanan perpesanan. “Kami sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan dan akan terus mengembangkan cara-cara baru untuk memenuhi tanggung jawab tersebut dengan lebih sedikit informasi, bukan lebih banyak,” ujar WhatsApp.

Baca juga:
Telegram Bisa Pindahkan Chat Lama Pengguna dari WhatsApp

Di bagian akhir dari pernyataannya, WhatsApp mengaku sangat menghargai semua pihak yang telah membantu dalam mengatasi kekhawatiran ini. “Dan kami selalu ada untuk menjawab pertanyaan apa pun.”

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

1 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.


Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

4 jam lalu

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Timur Ivanov memberikan penjelasan kepada Presiden Vladimir Putin, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan Patriark Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, (tidak terlihat dalam gambar) yang memeriksa model Katedral Utama Angkatan Bersenjata Rusia di  jalannya pembangunannya di dekat Moskow, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.


Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

5 jam lalu

Veronika Novoseltseva charg d'affaires (kiri) dan Maxim Lukyanov (kanan) atase pertahanan di Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia dalam acara jumpa pers di Jakarta Selatan pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Rusia Siap Kerja Sama dengan Pemerintah Indonesia yang Baru

Moskow siap kerja sama dengan pemerintah baru Indonesia yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu, 24 April 2024


Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

11 jam lalu

Mantan Presiden Bill Clinton menyeka air mata tawa saat ia berbicara pada mantan Presiden Rusia Boris Yeltsin di New York, 23 Oktober 1995. [REUTERS / Rick Wilking]
Mengenang Presiden Rusia Pertama Boris Yeltsin yang Meninggal 17 Tahun Lalu

Presiden Boris Yeltsin meninggal di usia 76 tahun tepat pada 23 April 2007 lalu. Jasanya sebagai presiden pertama Russia dikenang oleh rakyatnya.


WhatsApp Kembangkan Fitur Kelola Jadwal, Tidak Ada Lagi Alasan Lupa

1 hari lalu

Untuk mengunci percakapan pribadi dan bersifat rahasia, Anda bisa menggunakan fitur chat lock WhatsApp. Berikut manfaat dan cara menggunakannya. Foto: Canva
WhatsApp Kembangkan Fitur Kelola Jadwal, Tidak Ada Lagi Alasan Lupa

Fitur terbaru WhatsApp memudahkan pengguna untuk mengatur pengingat jadwal via grup.


Begini Cara Mengatasi Notifikasi WhatsApp Terlambat Muncul

1 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Begini Cara Mengatasi Notifikasi WhatsApp Terlambat Muncul

Untuk mengatasi notifikasi WhatsApp terlambat muncul, berikut beberapa langkah yang bisa dicoba.


Cara Pakai Dua Nomor WhatsApp di Satu HP Secara Mudah

1 hari lalu

Uji terbatas chatbot Meta AI di versi terbaru aplikasi WhatsApp. Foto : Gsmarena
Cara Pakai Dua Nomor WhatsApp di Satu HP Secara Mudah

Ketahui cara pakai dua nomor WhatsApp di satu HP tanpa aplikasi tambahan untuk perangkat Android. Caranya cukup mudah dan praktis.


Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

2 hari lalu

Jet tempur F-16 Israel menembakkan roket udara-ke-darat 'Rampage'. (Sistem Industri Militer Israel dan Industri Dirgantara Israel)
Pengeluaran Militer Global Capai Rekor Tertinggi pada 2023, Israel Naik 24 Persen

Pengeluaran militer global pada 2023 mencapai rekor tertinggi dengan angka US$2.443 miliar atau sekitar Rp39,66 kuadriliun.


Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

2 hari lalu

Penampakan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang diterbangkan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kazan, Rusia 22 Februari 2024. Pesawat raksasa yang diberi nama
Antony Blinken Ingin Peringatkan Cina karena Dukung Industri Pertahanan Rusia

Antony Blinken akan memperingati otoritas Cina atas segala konsekuensi mengekspor bahan baku dari Rusia yang digunakan pada industri militer


Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

2 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah