TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi obrolan suara Clubhouse telah mengumpulkan sekitar 8 juta unduhan sejak peluncurannya. Popularitas platform ini berlanjut di seluruh dunia dan bahkan dimanfaatkan oleh para penjahat siber atau peretas (hacker).
Baca:
PM Korea Selatan Bergabung dengan Clubhouse: Pengalaman Menyenangkan
Pakar keamanan siber Kaspersky Denis Legezo menerangkan, pengguna aplikasi, khususnya Android diharapkan waspada, karena ada yang memanfaatkan popularitas aplikasi tersebut.
Menurutnya, ada dua hal penting, yaitu pertama the sale of invites (penjualan undangan), dan kedua aplikasi palsu.
“Kedua skenario disatukan oleh satu hal, yaitu keinginan untuk mengeksploitasi minat para pengguna di platform sosial,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin, 22 Februari 2021.
Skenario pertama adalah monetisasi dalam skala kecil. Namun, skenario kedua sifatnya jauh lebih serius. Para pelaku kejahatan siber dapat mendistribusikan kode berbahaya dengan menyamar sebagai perangkat lunak populer, misalnya versi palsu Clubhouse untuk Android.
Aplikasi Clubhouse palsu ini kemudian dapat melakukan persis seperti yang pengguna izinkan dalam pengaturan keamanan Android-nya. Ini dilakukan untuk memperoleh titik lokasi perangkat, baik kasar maupun akurat, merekam audio dan video, mendapatkan akses ke messenger, dan lainnya.