TEMPO.CO, Jakarta - BlackBerry, nama yang pernah fenomenal dalam jagat smartphone di awal dekade lalu, lantas lenyap menghilang, kini bakal muncul kembali dengan produk terbaru.
Smartphone terbaru BlackBerry ini bakal mampu beroperasi pada jaringan 5G. BlackBerry ini akan dibesut oleh OnwardMobility—pemegang lisensi BlackBerry— yang akan menggandeng FIH Mobile.
BlackBerry ingin mencoba mengulang kejayaannnya. Perangkat berbentuk pager dirilis pertama kali pada 19 Januari 1999, dengan nama BlackBerry 850. Kala itu namanya masih Research In Motion (RIM), sebelum berganti nama lantaran bentuk susunan tombolnya menyerupai buah blackberry. Setelah melewati berbagai pengembangan, sampailah jadi ponsel pintar yang digandrungi masyarakat.
BlackBerry pun mulai merajai penjualan ponsel pintar. Business Insider menghimpun data penjualan BlackBerry mulai 2006 hingga 2016. Pada 2006, penjualannya tak sampai 5 juta unit. Namun, angka ini terus meningkat hingga tahun 2011.
Tahun 2011 menjadi puncak kejayaan ponsel dengan ciri khas keyboard fisik ini. Sebanyak lebih dari 50 juta unit mampu terjual dalam kurun waktu satu tahun. Namun, bak roda yang berputar, penjualan BlackBerry terus menurun setelah itu. Penyebabnya adalah kehadiran Android dan iPhone.
Sebenarnya, berdasarkan data Nielsen, BlackBerry telah menunjukkan tanda-tanda kematiannya di Amerika Serikat pada lima bulan terakhir tahun 2010. Penjualan pada Juni 2010 mencapai 33 persen dari pasar ponsel pintar. Disusul oleh Android dengan 27.9 persen dan iPhone 15 persen.
Lima bulan kemudian, pada bulan November, penjualan BlackBerry langsung jeblok. Android mengambil alih penguasaan pasar dengan penjualan 28.6 persen disusul Phone dengan 26.1 persen, lalu BlackBerry di urutan ketiga dengan 25.8 persen pasar.
Kurun 2012-2013 menjadi senjakala BlackBerry. Android akhirnya mengusai pasar dengan penjualan dengan persentase 68 persen, disusul oleh iPhone sebanyak 20 persen. Sedangkan angka BlackBerry merosot tajam hanya 5 persen saja.
Namun uniknya saat itu, BlackBerry masih mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia. Kala itu, penjualannya mencapai 60 persen, sementara Android hanya 30 persen.
Memasuki kuartal kedua 2012, BlackBerry mulai ditinggalkan. Android hadir menawarkan fitur-fitur yang dinilai lebih unggul, sehingga posisi BlackBerry mulai tergantikan.
Berdasarkan data milik International Data Corporation (IDC), Android mendapat pangsa pasar ponsel pintar di Indonesia mencapai 52 persen pada 2012. Tahun berikutnya, pangsa pasar BlackBerry terus menurun. Hanya 14 persen saja.
Upaya peluncuran BlackBerry 10 dengan konsep layar sentuh tak mampu menyelamatkan BlackBerry. Penurunan penjualan membuat BlackBerry menyerah pada 2016, setelah penjualannya hanya mencapai 0.1 persen dari pangsa pasar. Mereka mengumumkan akan berhenti memproduksi smartphone. Merek dagang BlackBerry kemudian dilisensikan kepada TCL Corporation—perusahaan perangkat elektronik asal Cina.
ANNISA FEBIOLA
Baca juga: Xiaomi Rilis Global Redmi 9T dan Note 9T 5G, Simak Beda Keduanya