TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) selama proses vaksinasi Covid-19 hanya lima kasus per 10 ribu suntikan. Itupun dengan gejala yang ringan seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.
Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari, mengungkap itu dalam dalam konferensi pers secara daring yang dipantau di Jakarta, Senin 22 Februari 2021. Dia mengatakan gejala-gejala tersebut bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan dalam kurun waktu satu hingga dua hari.
Baca juga:
Ini Beda Vaksin Nusantara dari CoronaVac atau yang Lainnya
"Umumnya, kejadian ikutan pascaimunisasi tersebut dialami karena kecemasan orang yang divaksinasi," kata dia.
Selain kasus KIPI ringan, Hindra tak mengelak adanya KIPI dengan gejala serius, namun dengan jumlah kejadian yang lebih sedikit. Dia menghitung kejadian kejadian ikutan yang serius 42 per satu juta kasus. KIPI dengan gejala serius seperti mual muntah, pingsan sekejap, dan gerakan aneh seperti lumpuh.
Peserta vaksinasi dengan gejala serius akan mendapat pemeriksaan medis seperti rontgen, CT scan dan lainnya. Dari yang sudah terjadi, dia menyebutkan, seluruhnya menunjukkan hasil yang normal. Hindra menyebut, "Sehari hingga dua hari kemudian peserta vaksinasi tersebut kembali sehat seperti biasa."
Hindra juga mengungkapkan sebanyak 64 persen dari orang yang divaksinasi Covid-19 mengalami apa yang disebutnya immunization stress related response. Ini adalah kecemasan yang terjadi pada seseorang dan menimbulkan gejala pada tubuhnya. Dipastikannya, hal tersebut sebenarnya bukan akibat dari kandungan vaksin Covid-19.
Beberapa laporan dan kajian yang masuk dari 22 provinsi Indonesia, Komnas KIPI menyimpulkan gejala KIPI yang terjadi pada peserta vaksinasi Covid-19 di Indonesia sama seperti di negara lain yaitu gejala ringan dan proporsional. "Dengan demikian kami rekomendasikan vaksin tersebut aman dan bisa digunakan untuk program vaksinasi nasional," kata Hindra.
Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, secara terpisah, mengatakan hingga Selasa 23 Februari 2021 total penerima vaksinasi sebanyak lebih dari dua juta orang lebih untuk dosis satu dan dua. Dia juga mengatakan kalau sejauh ini tidak ditemukan kejadian efek samping akibat imunisasi yang signifikan. “Rata-rata hanya gejala efek samping ringan,” ujarnya.
Adapun kabar dua tenaga kesehatan penerima vaksinasi meninggal diduganya terinfeksi virus Covid-19 sebelum antibodi di tubuhnya terbentuk. “Sangat mungkin mereka telah terpapar saat mereka divaksinasi tapi belum bergejala,” katanya lewat keterangan tertulis di laman media sosial Kementerian Kesehatan.
Keterangannya senada dengan Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin CoronaVac fase akhir dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Kusnandi Rusmil. Dia menduga kasus itu tidak terkait dengan vaksinasi.
Baca juga:
Tenaga Kesehatan Wafat Setelah Vaksinasi, Ketua Tim Riset Unpad Jawab Begini ...
“Kalau ada yang meninggal beberapa hari setelah vaksinasi Covid-19 barangkali bukan karena suntikan, mungkin ada penyakit lain,” kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad itu, Selasa 23 Februari 2021.