Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

GeNose Tunggu Validasi Eksternal untuk Jadi Standar Penanganan Covid-19 Nasional

image-gnews
Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Alat deteksi virus Covid-19 berdasar hembusan napas temuan para ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, GeNose C19, kini menanti validasi eksternal sebelum bisa masuk dalam guidline atau standar alur penanganan Covid-19 nasional.

Baca:
FDA Sahkan Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, Cukup 1 Suntikan

Jika validasi eksternal ini sudah terpenuhi, GeNose baru bisa dibawa ke tahapan selanjutnya, yakni mendapatkan surat edaran dari Kementerian Kesehatan agar bisa dipakai menyeluruh dalam penanganan Covid-19 di tanah air.

"Validasi eksternal ini semacam uji atau tes ulang dengan skema uji diagnostik post-marketing namun yang mengerjakan bukan peneliti UGM, melainkan peneliti lain," ujar peneliti yang juga anggota tim penemu GeNose C19 Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dian Kesumapramudya Nurputra, kepada Tempo, Jumat, 26 Februari 2021.

Dosen Fakultas Kedokteran UGM itu menyebut sejumlah pihak di luar UGM kini telah bersiap menguji GeNose itu. Mulai dari Badan Penelitian Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan, serta sejumlah pakar dari berbagai universitas, seperti dari Universitas Andalas dan Universitas Indonesia (UI).

"Jadi dalam uji eksternal ini kami (tim pengembang) dari UGM sudah tidak cawe-cawe (ikut) lagi, kami hanya melatih saja orang yang menggunakan GeNose itu karena seluruh uji mereka yang mengerjakan," ujar Dian.

Jika hasil uji validasi eksternal itu bagus dalam arti konsisten atau sesuai dengan fungsi yang diemban alat itu yakni mendeteksi virus dari hembusan napas, maka kemungkinan besar GeNose bisa mendapatkan restu dari Kementerian Kesehatan. Berupa surat edaran agar GeNose dipakai atau diterapkan di berbagai fasilitas layanan kesehatan tanah air.

"Target kami saat ini adalah GeNose bisa masuk guideline alur penanganan Covid-19 secara nasional, maka kami tak mau muluk-muluk atau buru-buru mendaftarkan alat itu ke WHO," ujarnya.

Dian menuturkan, sembari menunggu rampungnya validasi eksternal itu, GeNose saat ini memang baru diterapkan di Kementerian Perhubungan. Baik di stasiun juga bandara, sebagai syarat untuk screening bagi para pelaku perjalanan.

Selain itu, dari tim pengembang juga masih terus meneliti alat itu. Bukan berarti setelah mendapatkan izin edar dan produksi tim berhenti mengembangkan alat itu.

Sebab hingga saat ini tim pengembang pun masih terus menghimpun data, melatih realibilitas atau kehandalan alat yang ditunjang sistem kecerdasan buatan itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada saat uji diagnostik pre-marketing, subyek yang diperiksa baru sekitar 2000-2500 orang, sehingga kadang kala apabila ada faktor determinan yang sangat kecil kejadiannya belum ditemukan.

"Nah dengan uji diagnostik post-marketing, yang dikerjakan oleh berbagai pihak, baik dari UGM sendiri, maupun pihak eksternal, dan dengan jumlah orang yang diperiksa makin banyak, maka selain kehandalan alat makin teruji, berbagai faktor tersebut dapat diidentifikasi," ujar Dian.

Meski akurasi alat itu sudah tercatat di atas 90 persen dalam mendeteksi keberadaan virus setelah dikonfirmasi ke hasil pemeriksaan PCR, namun tim terus menggenjot agar akurasi ini kian maksimal dengan memperkaya database mesin itu.

Sehingga hasil analisa alat itu kian valid dan kecerdasan buatan yang ditanam makin terlatih.

"Dalam uji diagnostik post marketing dan pengujian. alat ini, pemeriksaan PCR kami rekomendasikan dua hari setelah screening GeNose," ujarnya.

Waktu dua hari diambil sebagai jeda karena dari hasil penelitian klinis dan berbagai laporan penelitian di luar negeri, uji PCR baru sensitif mendeteksi keberadaan virus di hari keempat dan kelima pasca pasien terpapar. Sedangkan GeNose cukup sensitif mendeteksi di hari kedua sewaktu dipakai dalam uji klinis antara bulan Oktober hingga Desember 2020 kemarin.

"Makanya ketika pemeriksaan GeNose menemukan hari ini positif, kalau langsung PCR ya akan negatif, paling tidak periksa PCR-nya dua atau tiga hari kemudian," kata Dian.

Meski akurasi terus digenjot maksimal, Dian menambahkan, tim pengembang belum terpikir menempatkan GeNose sebagai pengganti PCR. "GeNose adalah pelengkap, sebagai screening, bukan menggantikan PCR, karena PCR tidak mungkin dipakai untuk screening, melainkan penentu diagnostik," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

7 jam lalu

Pengunjung yang mengenakan masker pelindung berdoa pada hari kerja pertama Tahun Baru 2023 di kuil Kanda Myojin, yang sering dikunjungi oleh para pemuja yang mencari keberuntungan dan bisnis yang makmur, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 4 Januari , 2023. REUTERS/Issei Kato
Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan


Tim Mahasiswa Kedokteran Unismuh Makassar Jadi Finalis Olimpiade Fisiologi di Jepang

7 jam lalu

 Perwakilan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Makassar berhasil menjadi finalis dalam olimpiade fisiologi kedokteran tingkat Internasional. Foto : unismuh
Tim Mahasiswa Kedokteran Unismuh Makassar Jadi Finalis Olimpiade Fisiologi di Jepang

Ini pertama kali keikutsertaan Fakultas Kedokteran Unismuh, dan menjadi satu-satunya institusi yang berasal dari Indonesia.


Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

12 jam lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Beasiswa Amartha STEAM Fellowship, Benefit Rp 22 Juta untuk Mahasiswa UI, ITB, IPB, UGM, dan UB

Pendaftaran beasiswa Amartha STEAM Fellowship telah dibuka pada 27 Maret hingga 15 Juni 2024.


Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

21 jam lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Waspada Demam Berdarah Menjelang Libur Hari Raya Idul Fitri

Seorang individu tidak hanya berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD), tetapi juga berpotensi menyebarkan virus dengue apabila telah terinfeksi.


Tak Banyak Saingan, Ini 14 Daftar Prodi Sepi Peminat di UI Jalur SNBT

1 hari lalu

Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
Tak Banyak Saingan, Ini 14 Daftar Prodi Sepi Peminat di UI Jalur SNBT

Berikut ini daftar prodi sepi peminat di UI untuk jalur UTBK-SNBT.


UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Begini Kerja Samanya

1 hari lalu

Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta. (FOTO ANTARA)
UGM Buka Peluang Lulusan Bekerja di Jepang, Begini Kerja Samanya

FMIPA UGM dan Asean Nagoya Club (ANC) Japan menjalin kerja sama yang memungkinkan lulusan bekerja di Jepang.


Lolos SNBP 2024 di UI? Ini Cara Registrasi Ulang Calon Mahasiswa Baru

1 hari lalu

Sejumlah peserta antre sebelum  mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) saat seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin, 8 Mei 2023. Pusat UTBK Universitas Indonesia (UI) menyiapkan lokasi ujian SNBT 2023 untuk 53.293 peserta, lokasi ini terbagi dua, Kampus UI Depok dan Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Lolos SNBP 2024 di UI? Ini Cara Registrasi Ulang Calon Mahasiswa Baru

Berikut 4 tahapan registrasi ulang SNBP 2024 di Universitas Indonesia.


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

2 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

2 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?


Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

2 hari lalu

Tangkapan gambar presentasi soal Mitos La Ode Wuna millik Dosen Universitas Indonesia (UI), Geger Riyanto (Dok. Beranda BRIN)
Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.