Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Geger Banjir di Malam Buta

image-gnews
Banjir di Seluk Besuki, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Minggu, 28 Februari 2021. Kredit: Istimewa
Banjir di Seluk Besuki, Kecamatan Sukodono, Lumajang, Minggu, 28 Februari 2021. Kredit: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Lumajang - Teriakan peringatan banjir berkali-kali terdengar dari luar rumah di malam buta. Jam waktu itu menunjukkan pukul 01.15 WIB, Minggu dini hari, 28 Februari 2021.

Baca:
FDA Sahkan Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, Cukup 1 Suntikan

Ketika kubuka pintu depan, kulihat air sudah deras mengalir di halaman depan rumah. Warga sudah tampak berada di jalanan kampung Seluk Besuki, Kecamatan  Sukodono, Lumajang. Mereka waspada sewaktu-waktu air semakin meninggi.

"Sampeyan tak bengoki mulai mau le, gak tangi-tangi (Kamu, saya panggil berkali-kali dari tadi gak bangun-bangun)," kata Bu Manis, tetangga samping rumahku. Aku menjawab kalau aku baru tidur sekitar pukul 21.30 WIB, semalam.

Sementara, istriku, Dian, tidak bisa meninggalkan tempat tidur karena anak ketigaku, Tan, yang baru berusia satu tahun setengah, tidak mau lepas dari ASI-nya. Aku bangunkan kemudian anak pertamaku, Pamuji, 12 tahun, dan Rayi, 10 tahun. Keduanya kemudian bergegas mengikutiku di teras depan rumah.

Di halaman rumah, air terlihat semakin meninggi dan merendam undak-undakan pertama teras rumahku. Tak lama kemudian istriku ikut terjaga dan bergabung dengan kami. Adik Tan, yang nggak mau diajak bangun, menangis minta tidur lagi. Istriku terus berusaha menenangkannya.

Di separo teras kami, baru berdiri sebuah toko - lebih pas disebut etalase karena hanya ditutup kaca transparan. Khawatir air semakin meninggi dan merendam teras, bertiga dengan Pamuji dan Rayi, kami kemudian memindahkan barang-barang yang berada di rak terbawah ke tempat yang lebih tinggi sembari berdoa, air tidak terus meninggi.

Suara kentongan terdengar dipukul bertalu-talu dan teriakan-teriakan banjir semakin ramai terdengar. Dari dalam masjid dan mushala, terdengar suara orang mengaji dan melantunkan doa-doa agar dikaruniai keselamatan. Kabar dari orang-orang kampung mengatakan kalau desa kami tengah dikepung banjir.

Sungai meluap dan airnya tumpah ke jalan. Selentigan kabar juga menyebutkan kalau kampung sebelah sudah terendam air. Tiba-tiba telepon yang ada di genggamanku bergetar ada panggilan dari teman yang tinggal di kampung sebelah. "Vid, di Biting, banjir, rumah Udin, kebanjiran," kata Tono meneleponku.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengabarkan kalau dia baik-baik saja. Tapi rumah Udin yang tidak sedang baik-baik saja. Akhirnya kami menghentikan pembicaraan sembari menyepakati untuk tetap berbagi kabar. Temanku lainnya yang juga dari Biting mengabarkan kalau daerahnya juga banjir.

Di kampung kami, Selok Besuki, air sudah setinggi lutut. Sepatu boot yang kukenakan sudah kemasukan air. Mau tak mau, sesekali aku ikut bergabung dengan tetanggaku di jalan kampung yang sudah tampak seperti sungai itu. Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 03.00 WIB.

Melalui telepon, Effendi, seorang teman yang juga aktif dalam relawan bencana mengabarkan hujan di daerah atas sudah reda, tapi banjir sudah terjadi di mana-mana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang telah menerjunkan orang-orangnya beserta relawan untuk melakukan evakuasi di kampung sebelah.

Dia memintaku untuk terus memberi kabar apabila sewaktu-waktu banjir semakin memburuk. Di tengah kepanikan kami, lantunan doa terus terdengar dari dalam masjid dan mushala. Situasi di luar masih gelap saat itu. Sinar bulan terhalang mendung agak tebal yang menggelayut di langit.

Sekitar pukul 03.30 WIB, air sedikit-demi sedikit sudah tampak mulai surut. Warga kampung kami sudah mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur yang ikut terbawa banjir. Suara azan subuh berkumandang. Dan tak lama kemudian warga mulai turun dari masjid.

Informasi yang diterima TEMPO menyebutkan bahwa banjir terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Lumajang. BPBD Lumajang tengah sibuk melakukan penanganan. "Saat ini fokus penanganan," kata M. Wawan Hadi, Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang.

DAVID PRIYASIDHARTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tujuh Warga Meninggal Akibat Banjir di Kabupaten Kudus

2 jam lalu

Foto udara kondisi jalur utama pantura Demak-Kudus yang terendam banjir di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin 18 Maret 2024. Banjir yang kembali melanda Kabupaten Demak itu karena curah hujan tinggi yang menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol sehingga mengakibatkan ribuan rumah terendam banjir di 89 desa dari 11 kecamatan, 24.946 jiwa mengungsi, serta terputusnya jalur utama pantura Demak-Kudus. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Tujuh Warga Meninggal Akibat Banjir di Kabupaten Kudus

BPBD Kabupaten Kudus melaporkan tujuh warga meninggal dunia akibat banjir di Kudus, Jawa Tengah, sejak 14 Maret 2024.


442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

22 jam lalu

Warga melintasi jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
442 Warga Jepara Mengungsi Imbas Banjir, Hujan Terus Mengguyur Selama 5 Hari

Banjir merendam 8 kecamatan di Jepara. Air terus menggenang akibat hujan berkepanjangan sejak 13 Maret 2024.


Enam Tanggul Jebol, 11 Kecamatan di Demak Terendam Banjir

1 hari lalu

Warga melintasi jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Enam Tanggul Jebol, 11 Kecamatan di Demak Terendam Banjir

Enam tanggul jebol paska hujan dengan intensitas tinggi di Demak, Rabu, 13 Maret 2024. Sebanyak 11 kecamatan terendam banjir.


Banjir Laten di Kota Semarang dan Pantura, Ini Penyebabnya

1 hari lalu

Warga menyaksikan jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Banjir Laten di Kota Semarang dan Pantura, Ini Penyebabnya

Kota Semarang dan daerah Pantura kembali mengalami banjir saat cuaca ekstrem seperti belakangan ini. Apa Penyebabnya?


6 dari 8 SPBU Tutup karena Banjir Semarang Kembali Beroperasi

1 hari lalu

Warga melintasi jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
6 dari 8 SPBU Tutup karena Banjir Semarang Kembali Beroperasi

Kini ada dua SPBU yang masih berhenti operasi sementara.


21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

1 hari lalu

Warga membentangkan bendera merah putih saat mengikuti upacara bendera di perkampungan mereka yang terendam limpasan air laut ke daratan atau banjir rob di Dusun Timbulsloko, Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis, 17 Agustus 2023. Dalam Upacara peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, warga mengampanyekan ancaman krisis iklim serta menyuarakan tuntutan penyelesaian dan solusi pemerintah mengenai masalah kerusakan lingkungan pesisir setempat yang terancam hilang tenggelam akibat kenaikan air laut disertai penurunan muka tanah. ANTARA/Aji Styawan
21 Daerah yang Alami Penurunan Tanah di Indonesia, Ada Demak-Semarang di Pantura

Daerah di Utara Jawa memiliki potensi yang lebih besar alami penurunan tanah dan bisa akibatkan kerugian fisik sampai ekonomi.


SPBU Tutup karena Banjir Pantura Demak-Kudus

1 hari lalu

Warga menyaksikan jalan Pantura yang terendam banjir di Karanganyar, Demak, Jawa Tengah, Minggu, 17 Maret 2024. Banjir yang disebabkan jebolnya tanggul Sungai Wulan pascahujan deras dari wilayah hulu itu merendam jalan nasional jalur Semarang-Surabaya, sementara arus lalu-lintas dialihkan ke jalur alternatif melalui Kabupaten Jepara dan Grobogan. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
SPBU Tutup karena Banjir Pantura Demak-Kudus

SPBU di tepi Jalur Pantai Utara atau Pantura tersebut berhenti beroperasi karena terendam banjir cukup dalam.


Puluhan Ribu Warga Demak Mengungsi Imbas Tanggul Sungai Wulan Jebol Lagi

2 hari lalu

Warga menjemur barang rumah tangga yang masih bisa diselamatkan pascabanjir yang merendam rumah mereka di Desa Wonorejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Minggu 18 Februari 2024. Meskipun banjir yang merendam Kecamatan Karanganyar sejak 10 hari lalu akibat jebolnya tanggul Sungai Wulan yang berhasil ditangani Kementerian PUPR berangsur surut, namun sejumlah titik permukiman masih ada yang terendam hingga sekitar 1 meter dan warga membutuhkan air bersih untuk pembersihan rumah, pakaian, dan peralatan pembersih rumah. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Puluhan Ribu Warga Demak Mengungsi Imbas Tanggul Sungai Wulan Jebol Lagi

Puluhan rumah warga terendam banjir imbas tanggul Sungai Wulan jebol kembali.


Jalur Pantura Demak-Kudus Kembali Direndam Banjir, Lalu Lintas Lumpuh

2 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos hujan dan banjir di Jalan Majapahit, Semarang, Jawa Tengah, Kamis 14 Maret 2024. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan wilayah Pantura, Jawa Tengah bagian tengah dan selatan masih berpotensi dilanda cuaca ekstrem hujan dengan intensitas sedang sampai lebat disertai kilat sekaligus petir akan terjadi hingga Rabu mendatang dan memperingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan. ANTARA FOTO/Makna Zaezar
Jalur Pantura Demak-Kudus Kembali Direndam Banjir, Lalu Lintas Lumpuh

Banjir dipicu tanggul sungai di perbatasan Kabupaten Demak dengan Kudus yang tak mampu menampung debit air.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Cara Merekam Percakapan WhatsApp, Cara Pindah WhasApp, Banjir Grobogan

2 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Cara Merekam Percakapan WhatsApp, Cara Pindah WhasApp, Banjir Grobogan

Topik tentang cara merekam percakapan pada panggilan WhatsApp di Android dan iPhone menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.