TEMPO.CO, Jakarta - Empat anak muda Indonesia keluar sebagai pemenang kompetisi ‘Social DigiThon’ yang digelar oleh Uni Eropa (EU) untuk menjembatani informasi digital dan teknologi dengan solusi masalah sosial dan hak asasi manusia terutama di tengah pandemi.
Baca:
Senjata Laser Baru Bidikan Amerika, Tembakkan Panas 1 Triliun Watt
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 5 Maret 2021, kompetisi tahun ini mengangkat tema “Aksi Muda untuk Perubahan” yang digelar oleh Delegasi Uni Eropa di Jakarta bekerja sama dengan Asosiasi Internet of Things (IoT) Indonesia (ASIOTI).
“Melalui kompetisi ini kami ingin menciptakan kaitan antara informasi digital, teknologi, serta solusi terhadap masalah sosial dan hak asasi manusia yang muncul akibat pandemi Covid-19,” kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Picket, dalam acara pengumuman pemenang.
Dia juga mengatakan bahwa melalui kompetisi tersebut, pihaknya berniat untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan generasi muda Indonesia.
“Kami menerima respon yang luar biasa dari anak muda yang menggunakan kreativitas dan pemikiran kritis mereka untuk memecahkan masalah kehidupan nyata di lingkungan mereka sendiri dengan solusi yang diciptakan sendiri,” tambahnya.
Pemenang pertama dari kompetisi itu, yakni proyek Gelang Anti Kekerasan dari Tim DikaEuy yang dipimpin M. Sulthan Mazaya yang menciptakan solusi perlindungan bagi perempuan dan anak-perempuan dengan menghubungkan gelang dengan aplikasi protokol keselamatan darurat.
Ada pula Tim Untuk Ibu pimpinan Jones Napoleon Autumn dengan proyek "Untuk Ibu: Pusat Kesehatan dan Jurnal Pendamping Kehamilan Wanita Indonesia" menjadi pemenang kedua, dan Tim Yudis Thiro Kabul Yunior dan Fattaa Septian Dwi Cahyo dengan inovasi "DTRON Smart Chair" yang menyediakan solusi bagi penyandang disabilitas, serta Tim Solutioner pimpinan Alfan Adi Chandra dengan "Aplikasi E-Learning untuk Penyandang Disabilitas, Sensorik Berbasis Artificial Intelligence" masing-masing menjadi pemenang ketiga.
Para pemenang berhak mendapatkan dukungan dana untuk mewujudkan gagasan mereka menjadi kenyataan. Pemenang pertama mendapatkan Rp 50 juta, sementara pemenang kedua meraih pendanaan Rp 30 juta dan masing-masing pemenang ketiga mendapatkan Rp 20 juta.
Keempat pemenang juga akan mengikuti program mentoring yang dipimpin oleh para ahli dari Uni Eropa.
ANTARA