Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peneliti ITB Bikin Alat Detektor Tsunami via Kabel Bawah Laut

image-gnews
Selongsong atau kanister Tsunameter buatan dosen dan peneliti ITB Syarif Hidayat. Kredit: Istimewa
Selongsong atau kanister Tsunameter buatan dosen dan peneliti ITB Syarif Hidayat. Kredit: Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Dosen dan peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat, mengembangkan alat untuk mendeteksi tsunami atau tsunamimeter (tsunameter).

Baca:
Xiaomi Masuk Daftar Hitam AS Sejak Januari, Terungkap Penyebabnya

Pemasangan detektor itu nantinya dilakukan di bawah laut dengan bentangan kabel data dan listrik ke daratan. "Harganya diperkirakan lebih murah 50 persen dibandingkan alat impor," katanya, Sabtu, 6 Maret 2021.

Tsunameter buatan Syarif terdiri dari tiga bagian komponen utama, yaitu kanister atau tabung yang dirancang tahan terhadap tekanan tinggi untuk kabel data dan listrik sampai kedalaman 4.000 meter.

Bagian lain yaitu komponen elektronika dan sistem komunikasi dari alat ke permukaan. "Ketiga adalah sistem catu daya untuk memberikan listrik ke tsunameter," ujarnya.

Alat detektor tsunami itu dipasang dua sensor penting, yaitu akselerometer tiga dimensi untuk mendeteksi arah gerakan di sekitarnya dengan nilai maksimum 1,5 hingga 2g atau gravitas bumi.

Sensor lain yaitu alat ukur tekanan yang bisa membedakan tekanan 1-2 meter dalam kedalaman 4.000 meter. "Gunanya untuk mendeteksi ketinggian dasar laut yang bisa menyebabkan tsunami," kata dosen di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.

Tsunameter, menurut Syarif, bekerja untuk mendeteksi jika terjadi perubahan muka air. Gelombang laut karena hembusan angin biasanya pendek-pendek, berbeda dengan gelombang tsunami yang panjang. "Dengan syarat dan kondisi seperti itu akan memicu peringatan tsunami," ujarnya. Peringatan dini itu disalurkan lewat kabel ke daratan.

Kabel juga dibentangkan untuk mengalirkan listrik dari daratan ke alat detektor. Menurut Syarif, bentangan kabel itu idealnya dipasang jauh ke lepas pantai. "Sehingga cukup waktu untuk peringatan dini mitigasi," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perhitungan jaraknya sekitar 100-150 kilometer, misalnya dari garis pantai selatan Jawa atau di zona megathrust. Kedalaman kabelnya berkisar 2.000-3.000 meter.

Mengantisipasi lokasi sumber gempa besar yang bisa menciptakan tsunami dari jarak kurang dari 100-150 kilometer, kata Syarif, alat itu bisa dipasang beberapa alat sensor secara serial sepanjang bentangan kabel. Metode detektor tsunami dengan kabel, menurutnya, salah satu cara lain dari pemasangan detektor tsunami terapung di laut.

Syarif mengatakan ada gagasan dari gugus tugas organisasi maritim dunia dan regulator telekomunisai dunia serta UNESCO untuk memanfaatkan kabel laut dunia guna dipasangi sensor repeater tsunami pada jarak 60-70 kilometer. Ide itu muncul karena tsunami buoy mudah tidak berfungsi, juga proses informasi peringatan tsunami bisa terhitung lebih panjang daripada waktu untuk peringatan dini ke daratan.

Namun untuk kondisi di Indonesia, kabel laut antarbenua tidak banyak. Lokasinya juga dinilai belum tentu cocok dengan zona gempa. "Selain itu untuk mengangkat kabel bawah laut dan harga repeater mahal, lebih bagus kalau kembangkan sendiri," kata Syarif.

Tsunameter yang berbasis kabel di bawah laut itu dinamakan Ocean Bottom Unit (OBU). Pembuatan purwarupanya dirintis setelah membuat alat bantu pernapasan mandiri Ventilator Portable Indonesia (Vent-I) untuk pasien Covid-19 kategori sedang. "Sekarang persiapan untuk uji laboratorium," ujarnya.

Sebelum pengujian itu, Syarif harus membuat dulu alat ujinya. Setelah rampung dalam 1-2 pekan, pengujian alat selanjutnya akan dilakukan di perairan Maluku sekitar dua bulan lagi. Syarif telah membuat belasan jenis rangkaian pengujian itu, antara lain uji tekan, perancangan, benturan, uji patah, kebocoran air, dan siklus temperatur.

Targetnya setelah lolos uji dan kelayakan alat serta sistemnya, detektor tsunami itu akan dipasang di perairan sekitar Pulau Siberut. Rencana itu, menurut Syarif, hasil kerja sama dengan BPPT. "Semoga nanti pemerintah mau memakainya di tempat lain seperti di perairan selatan Pulau Jawa," ujarnya.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Teater Tuturupa Bentukan Alumni ITB Pentaskan Endogma di Selasar Sunaryo Art Space

1 hari lalu

Kelompok Tuturupa yang dibentuk 2021 oleh empat alumni FSRD ITB. (Dok.Instagram)
Teater Tuturupa Bentukan Alumni ITB Pentaskan Endogma di Selasar Sunaryo Art Space

Endogma, singkatan dari The End of a Dogma, menurut Julian, merupakan karya asli kedua yang digarap Teater Tuturupa secara penuh.


Filipina Cabut Peringatan Tsunami Pasca-gempa 7,4 SR

1 hari lalu

Warga berkumpul di pusat evakuasi pasca gempa di Hinatuan, Surigao del Sur, Filipina 2 Desember 2023. Hinatuan LGU/Handout via REUTERS
Filipina Cabut Peringatan Tsunami Pasca-gempa 7,4 SR

Filipina mencabut peringatan tsunami pada Minggu 3 Desember 2023 setelah gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter yang melanda bagian selatan negara itu


BMKG Sebut Gempa Filipina Selatan Tak Berpotensi Tsunami di Indonesia

1 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
BMKG Sebut Gempa Filipina Selatan Tak Berpotensi Tsunami di Indonesia

BMKG menyatakan gempa magnitudo 7,4 yang mengguncang Mindanao, Filipina, tidak berpotensi memicu tsunami di wilayah Sulawesi Utara Indonesia.


Sistem Peringatan Sebut Filipina Bisa Tsunami 3 Meter akibat Gempa 7,5 Magnitudo

1 hari lalu

Ilustrasi tsunami. afognak.org
Sistem Peringatan Sebut Filipina Bisa Tsunami 3 Meter akibat Gempa 7,5 Magnitudo

Gempa bumi 7,5 melanda Filipina, tsunami diperkirakan terjadi di Filipina dan Jepang.


Gempa Dahsyat Guncang Filipina, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami

1 hari lalu

Seawall Aketo yang rusak akibat tsunami tahun 2011 ini terlihat dari tembok laut yang baru dibangun di desa Tanohata, Prefektur Iwate, Jepang, 1 Maret 2018. Sejak bencana tersebut, beberapa kota melarang pembangunan di dekat pantai dan telah memindahkan penduduk ke tanah yang lebih tinggi. REUTERS
Gempa Dahsyat Guncang Filipina, Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami

Peringatan tsunami dikeluarkan untuk wilayah pesisir Pasifik Jepang akibat gempa dahsyat di Filipina.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Jokowi Hadiri KTT Iklim COP28 di Dubai, Mahasiswa ITB Gelar Aksi Solidaritas Palestina

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo berbicara  di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB COP28, Jumat, 1 Desember 2023. (Istimewa)
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Jokowi Hadiri KTT Iklim COP28 di Dubai, Mahasiswa ITB Gelar Aksi Solidaritas Palestina

Topik tentang Presiden Jokowi menghadiri konferensi perubahan iklim COP28 di Dubai menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


UGM Boyong Gelar Juara Umum Pimnas 2023 di Jatinangor

3 hari lalu

Ilustrasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Shutterstock
UGM Boyong Gelar Juara Umum Pimnas 2023 di Jatinangor

Universitas Gadjah Mada atau UGM menjadi juara umum Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa atau Pimnas ke-36.


Profil But Muchtar Rektor ISI Yogyakarta Pertama, Seniman Sekaligus Akademisi, Tidak Lulus SD 3 Kali

3 hari lalu

But Muchtar. facebook.com
Profil But Muchtar Rektor ISI Yogyakarta Pertama, Seniman Sekaligus Akademisi, Tidak Lulus SD 3 Kali

But Muchtar tidak berhasil lulus SD sebanyak tiga kali. Tapi, pada akhirnya ia menjadi Rektor ISI Yogyakarta pertama.


Catatan Kendala Pimnas ke-36 di Unpad, dari Jaringan Internet hingga Hotel Terbatas

3 hari lalu

Peluncuran Beam Mobility di UNPAD berbarengan dengan kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke 36, dan Beam Mobility menjadi armada untuk mobilisasi peserta PIMNAS di UNPAD. Istimewa
Catatan Kendala Pimnas ke-36 di Unpad, dari Jaringan Internet hingga Hotel Terbatas

Evaluasi Pekan Ilmiah Nasional Mahasiswa atau Pimnas 2023 ke-36 di Universitas Padjadjaran yang berlangsung 26-30 November 2023 menghasilkan sejumlah catatan. Diantaranya soal kendala jaringan Internet dan akomodasi yang dinilai terbatas untuk pilihan hotel.


Ratusan Mahasiswa ITB Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Sampaikan Pesan ini

4 hari lalu

Aksi solidaritas mahasiswa ITB untuk Palestina, Kamis malam, 30 November 2023 di kampus. Dok KM-ITB
Ratusan Mahasiswa ITB Gelar Aksi Solidaritas Palestina, Sampaikan Pesan ini

Aksi solidaritas itu bermula dari Gerakan Semangka ITB dan Hari Solidaritas Internasional bagi Rakyat Palestina 29 November.