TEMPO.CO, Jakarta - Batu meteor (meteorit) seberat lebih dari 300 gram telah ditemukan di Kota Winchcombe di Gloucestershire, Inggris, pada Senin pagi, 1 Maret 2021. Pada malam sebelumnya, sebuah pemandangan bola api meteor memukau di langit selatan Inggris. Ledakan soniknya terdengar dari Irlandia sampai Belanda.
Hasil analisis awal yang telah dilakukan menduga meteorit itu berasal dari jenis batuan kosmis yang langka, carbonaceous chondrite--campuran mineral dan senyawa organik termasuk asam amino, zat penyusun kehidupan. Material itu diyakini sama dengan remah dari debu antarplanet yang sangat tua. "Lebih tua dari usia planet kita sendiri," kata Ashley King dari Natural History Museum, Inggris.
Baca juga:
Baca juga:
Meteor Meledak di Langit Amerika dengan Kekuatan 200 Kilogram TNT
King termasuk dalam tim yang kini menyimpan dan meneliti meteorit itu. "Kami meneliti untuk mempelajari bagaimana sistem tata surya kita terbentuk 4,6 miliar tahun lalu dan seperti apa asal usul planet-planet yang bisa dihuni seperti Bumi," katanya lagi.
Profesor Sara Russell menyebut meteorit kondrit karbon sebagai artefak dari usia awal sistem tata surya. Itu artinya, dia mengatakan, batuan tersebut bisa mengungkap dari apa planet-planet terbuat. "Kami juga berpikir kalau meteorit seperti ini yang mungkin telah membawa air ke Bumi, menyediakan planet dengan lautnya."
Menurut King, kejadian terakhir seperti di Winchcombe, di mana sebuah meteor bisa terdeteksi saat jatuh ke Bumi dan bisa dipungut sisa pecahan batuannya secara langsung, adalah 30 tahun lalu. Tapi, yang sekarang dianggap lebih istimewa karena jenisnya amat langka.
Para ilmuwan meyakini hanya ada 51 batu meteor kondrit karbon yang pernah ditemukan dan diidentifikasi di Bumi hingga kini. "Dan yang sekarang adalah pertama kalinya carbonaceous chondrite ditemukan di Inggris," kata King.
Baca juga:
Ada Batu dari Bulan di Ruang Kerja Joe Biden, Ini Cerita dan Maknanya
Material rapuh itu didapati tampak gelap. Kemungkinan karena masih sangat 'segar' dan mengalami paparan terhadap lingkungan daratan secara keras. Membandingkannya dengan sampel batuan yang dibawa pulang dari misi luar angkasa, King juga menyebut kualitas batu yang kini sedang ditelitinya tersebut masih baik.
Ratusan pengamat langit di Inggris dan Wales ramai merekam peristiwa bola api meteor yang terang melesat membelah atmosfer Bumi pada Minggu malam 28 Februari lalu. Kamera-kamera yang didedikasikan untuk pengamatan meteor memampukan para ahli untuk memprediksi lokasi sisa meteorit tersebut menyentuh permukaan Bumi.
Mereka kemudian menyerukan kepada publik daerah setempat untuk melapor jika menemukan batuan kosmis tersebut. Pecahan yang kini berada di Natural History Museum adalah temuan di jalan raya Winchcombe. Warga setempat yang mengumpulkan dan melaporkannya--setelah sempat menyimpan beberapa hari.
Baca juga:
Batu Meteor Miliaran Rupiah dari Tapanuli, Ini Keterangan Saksi Jual-Beli
"Mungkin saja masih ada lebih banyak pecahan batuan batu meteor sejenis di luar sana," kata King, "Warga lokal harus memeriksa pekarangan belakang rumahnya dan jalan-jalan untuk batuan gelap yang tidak tampak biasa dan melaporkan jika menemukannya."
NEW SCIENTIST | INDEPENDENT