Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kecanduan Alkohol Ternyata Karena Fungsi Otak, Bukan Pengaruh Lingkungan

image-gnews
Seorang pria tertidur pulas di bangku kereta saat jam pulang kantor di Jepang. Kecanduan alkohol atau budaya minum sake juga menjadi penyebab para pria di Jepang tanpa malu tidur di sembarang tempat.  izismile.com
Seorang pria tertidur pulas di bangku kereta saat jam pulang kantor di Jepang. Kecanduan alkohol atau budaya minum sake juga menjadi penyebab para pria di Jepang tanpa malu tidur di sembarang tempat. izismile.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kecanduan alkohol pada diri seseorang bukanlah karena pola asuh orang tua ataupun pengaruh lingkungan. Pemicunya lebih dipengaruhi oleh fungsi otak karena ketika menggunakan zat, maka zat itu aktif dan akan membuat gangguan pada area otak.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Konsultan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Kristiana Siste, mengungkap itu dalam acara virtual seminar awam dan media bertajuk Waspada Bahaya Minuman Beralkohol, Rabu, 10 Maret 2021. Menurut dia, Kandungan alkohol bekerja pada otak terutama di area yang disebut reward system.

Baca juga:
Dampak Alkohol pada Anak, Guru Besar FKUI: Mulai dari Kandungan

“Area itu merupakan pusat rasa senang dan kepuasan pada manusia. Ini alasannya mengapa susah berhenti,” kata dia.

Kristiana menerangkan, area otak yang berkaitan dengan adiksi atau kecanduan terdapat beberapa bagian. Mulai dari fungsi eksekutif seperti kontrol, kognitif dan pengambilan keputusan. Selain itu, area lainnya ada antisipasi reward, yang merupakan proses emosi dan pengambilan keputusan, serta memori.

“Ini akan menimbulkan rasa ketagihan yang kuat atau craving,” kata Kristiana lagi.

Menurut Kristiana, seseorang mengkonsumsi alkohol karena merasa memiliki sensasi yang ingin dibagikan. Selain keinginan untuk merasa lebih baik, serta mengurangi kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, depresi, dan keputusasaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kristiana yang juga berpraktek di Rumah Sakit Siloam Hospitals Lippo Village itu juga menjelaskan bahwa sama seperti kecanduan internet, kecanduan alkohol juga membuat penurunan fungsi otak yang penting. Hal itu berdasarkan temuan penelitiannya bahwa alkohol menjadi penyumbang seseorang yang dirawat di rumah sakit dengan ganguan jiwa.

"Penggunaannya juga berhubungan dengan kecanduan perilaku. Sangat erat dengan ide bunuh diri,” ujar dia menambahkan terapi yang dilakukan adalah farmakoterapi dan psikoterapi.

Data Riset Kesehatan Dasar yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, pada 2018, menyebut 62,5 persen konsumsi alkohol di Indonesia tidak tercatat. Sedangkan konsumsi berdasarkan usia, 0,3 persen di rentang 10-14 tahun, 3,7 persen pada rentang usia 15-19 tahun, dan pada rentang usia 20-24 tahun sebanyak 6,4 persen.

Baca juga:
Vaksin Covid-19: Hindari Minum Beralkohol Saat Vaksinasi, Kenapa?

Untuk jenis alkohol yang dikonsumsi sebanyak 76 persen wine, beer 18 persen, spirits 5 persen, lainnya bisa oplosan 1 persen.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

1 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

4 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


Inilah 5 Minuman yang Dapat Memperburuk Asam Lambung

4 hari lalu

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Inilah 5 Minuman yang Dapat Memperburuk Asam Lambung

Bagi penderita asam lambung penting untuk menghindari beberapa minuman yang dapat memperburuk penyakit ini.


4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

6 hari lalu

Ilustrasi bumbu lada hitam. REUTERS
4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.


Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

11 hari lalu

Ilustrasi menonton pornografi. Shutterstock
Kecanduan Pornografi Meningkat sejak Pandemi, Begini Kata Pakar

Kecanduan pornografi meningkat di masa pandemi Covid-19 bahkan anak yang masih kecil pun sudah terpapar.


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

20 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.


5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

20 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
5 Tanda-tanda Seseorang Mengalami Otak Popcorn

Salah satu dampak utama dari otak popcorn adalah efeknya yang merugikan fokus pada otak.


Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

20 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Kenali Ancaman Otak Popcorn, Gangguan Fokus Akibat Sering Main Media Sosial

Otak popcorn berasal dari sebuah kondisi otak seseorang terus berpikir dari satu pikiran ke pikiran yang lain dalam sekejap seperti biji popcorn.


7 Tips Mencegah Pikun di Usia Muda

23 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
7 Tips Mencegah Pikun di Usia Muda

Pikun tidak hanya merupakan masalah yang terbatas pada orang tua, tetapi juga bisa terjadi pada usia yang relatif muda.


Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

24 hari lalu

Ilustrasi anak kejang/epilepsi. Redcross.org.uk
Banyak Orang Masih Salah Kaprah soal Epilepsi, Cek Faktanya

Masih banyak orang yang salah kaprah terkait epilepsi. Dokter beri faktanya untuk meluruskan.