Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Colorado, Kebun Ganja Lebih Polusif daripada Tambang Batu Bara

Reporter

image-gnews
Seorang pekerja melakukan pengecekan pada tumbuhan ganja sebelum dipanen di perkebunan Los Suenos di Avondale, Clolorado, 4 Oktbober 2016. Perkebunan ini merupakan perkebunan terbesar di Amerika. AP/Brennan Linsley
Seorang pekerja melakukan pengecekan pada tumbuhan ganja sebelum dipanen di perkebunan Los Suenos di Avondale, Clolorado, 4 Oktbober 2016. Perkebunan ini merupakan perkebunan terbesar di Amerika. AP/Brennan Linsley
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Produksi ganja legal di Colorado, Amerika Serikat, menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah yang lebih besar daripada industri tambang batu bara yang ada di negara bagian yang sama. Perbandingan ini ditemukan tim peneliti yang menganalisis penggunaan energi di masing-masing sektor.

Produksi dan penggunaan ganja untuk kebutuhan medis dan rekreasi kini legal di beberapa negara bagian Amerika Serikat. Itu menuntun kepada industrinya yang kemudian juga booming.

Bersamaan dengan itu, Hailey Summers dan koleganya di Colorado State University menghitung dan menganalisis emisi gas rumah kaca yang dihasilkan para petani ganja tersebut. Hasilnya, seperti yang dipublikasikan di Jurnal Nature 8 Maret 2021, Summers dkk menemukan tingkat emisi sangat bervariasi di setiap negara bagian, dari 2,3 sampai 5,2 ton ekuivalen karbondioksida per kilogram bunga ganja kering yang dipanen.

Di Colorado, emisinya sebesar sekitar 2,6 megaton ekuivalen CO2--lebih besar daripada emisi dari tambang batu baranya yang menyumbang sebesar 1,8 megaton ekuivalen CO2. “Emisi yang dihasilkan dari menanam satu ounce (2,35 gram) setara kira-kira membakar 7 sampai 16 galon bensin," kata Summers.

Kebanyakan tanaman ganja di Amerika Serikat ditanam di dalam ruangan karena beberapa negara bagian tak mengizinkan budidaya di luar ruangan. Alasannya, kontrol kualitas selain juga tanaman berisiko dicuri.

Itu artinya mayoritas emisi gas rumah kacanya datang dari sistem pengendali iklim ruangan lewat produksi listrik dan konsumsi gas alam, pencahayaaan intensitas tinggi pengganti sinar matahari, dan suplai karbondioksida untuk akselerasi pertumbuhan tanaman.

"Salah satu tantangannya terkait ini adalah profit margins begitu besar sehingga Anda tidak perlu membuat keputusan yang identik dengan penggunaan super-energi," kata Jason Quinn, anggota tim peneliti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim menyarankan adanya pergeseran ke penanaman ganja di luar ruangan karena bisa menurunkan kebutuhan energi dan emisinya. Set-up dalam ruangan yang biasa diterapkan saat ini juga bisa diubah menjadi lebih ramah penggunaan energi dengan beralih ke bola lampu LED dan menyesuaikan ulang sistem kontrol iklimnya.

Di Colorado saja, perubahan itu dipercaya bisa menghemat emisi 2,1 ton ekuivalen CO2, atau 1,3 persen dari total emisi di negara bagian itu.

Jejak polusi karbon dari industri ganja diperkirakan jauh lebih besar pada kenyataannya dibandingkan hasil studi tersebut. Ini karena tim tidak memperhitungkan emisi yang terkait proses penyimpanan dan pengolahan. Belum lagi produksi dari kebun atau ladang yang ilegal.

Baca juga:
PBB Putuskan Ganja Tak Terlarang, Ini Kata Dokter Obat Tradisional Indonesia

Profil energi dari produksi pasar gelap ganja disebut sangat berbeda karena kerap melibatkan generator berbahan bermesin diesel dalam proses produksi. "Mesin-mesin itu lebih tidak efisien dan polusif per kilowatthour daripada listrik," kata Evan Mills, anggota tim yang lainnya yang juga pernah bekerja di Lawrence Berkeley National Laboratory di California. 

NEW SCIENTIST | NATURE

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polres Metro Bekasi Tangkap 4 Kurir Narkoba, Sita Sabu dan Ganja Senilai Rp 7 Miliar

6 hari lalu

Kapolres Metro Bekasi Kombes Pol. Twedi Aditya Bennyahdi meninjau Kantor KPU Kabupaten Bekasi, Jalan Raya Rengas Bandung, Kabupaten Bekasi, Rabu, 28 Agustus 2024. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Polres Metro Bekasi Tangkap 4 Kurir Narkoba, Sita Sabu dan Ganja Senilai Rp 7 Miliar

Polres Metro Bekasi: Barang bukti empat bungkus plastik warna bening yang masing-masing berisikan sabu dengan berat bruto 4.223 gram.


Kamala Harris Tekankan Amerika Serikat Perlu Legalisasi Ganja

11 hari lalu

Kamala Harris Tekankan Amerika Serikat Perlu Legalisasi Ganja

Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, menekankan kembali pandangannya bahwa pemerintah pusat perlu melegalisasi ganja.


Mengenal Tumbuhan Indigofera, Alternatif Biomassa yang Ramah Lingkungan dan Punya NIlai Jual

13 hari lalu

Tanaman indigofera adalah salah satu tanaman yang memiliki protein kasar biomassa yang tinggi, di Desa Gimbang, Gunung Kidul, Yogyakarta, 24 Desember 2023. Sehingga indigofera bisa di manfaatkan residunya atau serbuk kayunya menjadi menjadi sumber energi terbarukan, dan mendukung program co-fairing biomassa bagi pembangkit listrik milik PLN. Tempo/Jati Mahatmaji
Mengenal Tumbuhan Indigofera, Alternatif Biomassa yang Ramah Lingkungan dan Punya NIlai Jual

Saat ini mengganti sebagian bahan bakar batu bara dengan biomassa sangat potensial diterapkan di Indonesia, salah satunya menggunakan indigofera.


6 Fakta Menarik Tumbuhan Indigofera, Bahan Biomassa Penyerap Polutan

13 hari lalu

Deretan pepohonan tanaman indigofera yang ditanam PLN, Pengprov Yogyakarta, dan warga masyarakat di Desa Gombang, Gunung Kidul, Yogyakarta, 24 Desember 2023. Indogofera yang tahan terhadap lahan tandus dan kering, juga merupakan sumber energi terbarukan pengganti batu bara bagi PLTU PLN guna mendukung Net Zero Emission berbasis keterlibatan masyarakat. Tempo/Jati Mahatmaji
6 Fakta Menarik Tumbuhan Indigofera, Bahan Biomassa Penyerap Polutan

Tanaman indigofera digunakan sebagai alternatif biomassa yang lebih ramah lingkungan, berikut fakta-fakta unik indigofera


Cerita Polisi Ungkap Ladang Ganja di TN Bromo, Menyamar jadi Pemburu dan Tukang Cangkul

14 hari lalu

Ladang ganja ditemukan di wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.  Dok. Polres Lumajang
Cerita Polisi Ungkap Ladang Ganja di TN Bromo, Menyamar jadi Pemburu dan Tukang Cangkul

Polisi mengungkap adanya hektaran ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).


Alasan Work From Anywhere Makin Digandrungi Gen Z

15 hari lalu

Ilustrasi wanita bekerja di rumah. shutterstock.com
Alasan Work From Anywhere Makin Digandrungi Gen Z

Ada beragam alasan work from anywhere semakin digandrungi, mulai dari aspek kesehatan mental hingga aspek lingkungan.


Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca, Ini Peta Jalan Gedung Hijau yang Dibuat Pemerintah

15 hari lalu

Pekerja melakukan perawatan rutin pada panel surya di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, Selasa 5 Maret 2024. Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebesar 358 juta ton CO2 pada 2030 dan bebas emisi karbon di tahun 2060. Knight Frank Indonesia mencatat sepanjang 2023, luas gedung perkantoran hijau di Jakarta mencapai 1 juta meter persegi (m) atau bertambah 15% setahun. TEMPO/Tony Hartawan
Target Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca, Ini Peta Jalan Gedung Hijau yang Dibuat Pemerintah

Penurunan emisi gas rumah kaca di subsektor bangunan gedung di Tanah Air ditarget mencapai 36 juta ton CO2 hingga 2030.


4 Titik Ladang Ganja Ditemukan di Lereng Semeru: Siap Panen, Polisi Tangkap 2 Pelaku

18 hari lalu

Personil Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama TNI dan Polri mencabut tanaman ganja sebelum dimusnahkan dengan cara dibakar di kawasan pegunungan Seulawah, Desa Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis, 15 Agustus 2024. Dalam operasi tersebut, BNN bersama TNI dan Polri menemukan dua lokasi tanaman ganja seluas  dua hektare dan kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar, sedangkan pemilik tanaman ganja tersebut tidak berhasil ditangkap. ANTARA FOTO/Ampelsa
4 Titik Ladang Ganja Ditemukan di Lereng Semeru: Siap Panen, Polisi Tangkap 2 Pelaku

Lokasi ladang ganja di Gunung Semeru terdapat di 4 titik dengan jumlah tanaman yang berbeda-beda tiap lokasi.


Ada Ladang Ganja di Taman Nasional Bromo, 38 Ribu Batang Tanaman Ganja Diamankan Polisi

18 hari lalu

Sejumlah petugas kepolisian Polsek Poncokusumo membawa kantong plastik saat membersihkan kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Malang, Jawa Timur, Kamis 25 April 2024. Balai Besar TNBTS bersama personel TNI, petugas kepolisiaan dan sejumlah relawan melakukan kegiatan bersih-bersih kawasan wisata usai libur Lebaran. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya
Ada Ladang Ganja di Taman Nasional Bromo, 38 Ribu Batang Tanaman Ganja Diamankan Polisi

Polda Jatim menemukan setidaknya empat lokasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang dijadikan ladang ganja. Empat orang jadi tersangka.


Tambang Batu Bara di Iran Meledak karena Gas Metana, 51 Orang Tewas

20 hari lalu

Para pelayat mengibarkan bendera Iran saat menghadiri pemakaman para korban kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan lainnya, di Teheran, Iran, 22 Mei 2024. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
Tambang Batu Bara di Iran Meledak karena Gas Metana, 51 Orang Tewas

Ledakan tambang batu bara di Iran karena gas metana menyebabkan banyak korban jiwa.