TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum mencabut atau menurunkan status Gunung Merapi yang dinaikkan dari Waspada ke Siaga sejak awal November 2020 lalu hingga Maret 2021 ini.
Baca:
Asap Gunung Merapi Terlihat Pekat, BPPTKG: Bukan Awan Panas
Aktivitas vulkanis Merapi dari catatan harian masih sangat fluktuatif dengan menyemburkan awan panas dan guguran lava meski jangkauannya dianggap masih relatif aman dari pemukiman terdekat warga lereng.
Meski seluruh pengungsi Merapi di wilayah Kabupaten Sleman sudah dipulangkan ke rumah masing-masing sejak awal Februari 2021 lalu, barak-barak pengungsian di Sleman terus disiagakan dan dibenahi agar makin layak standar protokol Covid-19.
Pemerintah Kabupaten Sleman pun akhir pekan ini juga mendapatkan bantuan 23 bilik sebagai pelengkap barak pengungsian Purwobinangun, Pakem Sleman.
"Bantuan bilik ini disediakan untuk jaga-jaga bencana Merapi karena masih aktif," kata Sekretaris Daerah DI Yogyakarta Baskara Aji, Ahad, 14 Maret 2021.
Adapun bilik yang disediakan di barak pengungsian Purwobinangun itu berupa bilik sekat yang dipasang dalam ruangan tempat pengungsi Merapi.
Setiap bilik atau sekat ini nantinya akan cukup untuk satu keluarga. Jadi jika warga harus kembali mengungsi, bisa lebih leluasa dan nyaman menempati.
Aji mengatakan bantuan bilik yang dihimpun melalui Baznas DIY dan Baznas Sleman itu untuk menyiapkan langkah-langkah preventif menghadapi bencana Merapi. "Langkah preventif karena saat ini kita juga masih menghadapi pandemi," kata Aji.
Bantuan bilik tersebut tidak hanya disediakan di barak Purwobinangun, tetapi juga disediakan di Barak Pengungsian Gayam, Kelurahan Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan Sleman.
Penyediaan bilik ini ditempatkan di dua lokasi barak pengungsian, yaitu Gayam, Glagaharjo dan Purwobinangun sebagai penopang pengungsian.
Sekretaris Daerah Sleman Harda Kiswaya mengatakan bahwa penyediaan bilik di tempat pengungsian tersebut merupakan hal yang penting. "Adanya bilik juga menjadi salah satu penerapan protokol kesehatan bagi pengungsi Merapi di masa pandemi Covid-19," kata dia.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan dari pantauan terakhir 14 Maret 2021 periode 12.00-18.00 WIB masih terjadi empat kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 800 meter ke arah barat daya.
Masyarakat tetap diminta tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. "Warga agar tetap mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO