TEMPO.CO, Jakarta - Setelah menentang kebijakan otoritas kesehatan dan membuka kembali pabriknya di Fremont, California, AS, Tesla menuai sebanyak 450 kasus Covid-19 di akhir Desember 2020 lalu. Data ini terungkap dari laman web PlainSite (via The Washington Post).
Pada Maret tahun lalu, pejabat kesehatan publik di Alameda County di mana pabrik Fremont berlokasi, menerapkan pembatasan sosial berskala besar dan meminta seluruh aktivitas seluruh perusahaan kecuali yang bersifat 'penting' ditutup. Tujuannya, menghambat penyebaran penularan infeksi virus corona yang jumlah kasusnya merebak di segenap penjuru wilayah itu.
Tesla menentang namun patuh menutup pabrik mobil listriknya itu pada 23 Maret. Tapi itu hanya berusia beberapa hari karena Tesla kemudian membuka pabriknya dan memulai operasi kembali tanpa izin. Saat itu, CEO Tesla Elon Musk mengatakan di akun media sosial Twitter kalau dia berencana berada di tengah para pekerja di pabrik Fremont--dan menantang pejabat pemerintahan setempat menangkapnya.
Pembukaan pabrik itu belakangan disetujui. Musk, yang sejak awal pandemi menolak mengakui adanya ancaman dari virus corona Covid-19, memang memberi ancaman bakal memindahkan pabriknya dari California. Tesla bahkan sempat mendaftarkan gugatan terhadap Alameda County sebelum mencabutnya kembali pada Mei lalu.
Baca juga:
Tesla Pilih Nikel New Caledonia untuk Bahan Baku Baterai
The Washington Post melaporkan bahwa dokumen-dokumen yang diperoleh PlainSite menunjukkan Tesla memiliki belasan laporan kasus Covid-19 pada Mei 2020 dan angkanya terus bertambah sampai Desember. Pada Desember itu tercatat 125 kasus baru Covid-19 muncul dari pabrik Fremont. Sebagai pembanding, Tesla mempekerjakan sekitar 10 ribu orang di pabrik Fremont.
THE VERGE