TEMPO.CO, Beijing - Tim gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Cina memberikan saran agar terus mencari kemungkinan kasus-kasus awal Covid-19 di cakupan area yang lebih luas di seluruh dunia.
Baca:
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Terus Turun, Ini Kata Statistikawan Unpad
Pernyataan itu disampaikan oleh Liang Wannian, anggota tim gabungan WHO dan Cina, saat memberikan pengarahan kepada para diplomat Eropa terkait asal usul virus corona baru pada Jumat, 12 Maret 2021.
Menurut Liang, Cina berhasil mengatasi tekanan pada upaya pencegahan epidemi di dalam negeri dan bekerja sama dengan WHO untuk melakukan penelitian guna melacak asal usul virus corona baru. Pakar Cina dan pakar WHO bekerja sama di Wuhan pada 14 Januari hingga 10 Februari tahun ini.
Mereka mengunjungi sembilan tempat, termasuk Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, pasar makanan laut Huanan, dan Institut Virologi Wuhan di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina.
Tim tersebut juga mengunjungi dan berbicara dengan para tenaga kesehatan setempat, peneliti laboratorium, ilmuwan, pengelola pasar, pekerja komunitas, pasien yang pulih, dan keluarga tenaga kesehatan yang meninggal akibat epidemi tersebut.
Studi gabungan itu membuahkan hasil yang positif dan mencapai beberapa temuan dan kesimpulan, berkat upaya dari kedua belah pihak, kata Liang.
Pertama, virus corona yang sangat mirip dengan virus corona baru dalam urutan gen muncul pada kelelawar dan tenggiling. Namun, kemiripannya masih belum cukup untuk menjadikannya cikal bakal langsung dari virus corona baru. Semua spesies lainnya berpotensi menjadi inang alami.
Kedua, kasus pertama di Wuhan mulai jatuh sakit pada 8 Desember 2019. Pasar makanan laut Huanan kemungkinan menjadi tempat wabah dan penguat epidemi Covid-19.
Ketiga, virus ditemukan dalam uji lingkungan di pasar makanan laut Huanan setelah pasar itu ditutup, terutama di kios-kios produk lautnya. Virus corona di pasar itu mungkin ditularkan melalui beberapa saluran seperti orang yang terinfeksi, produk rantai dingin yang terkontaminasi, dan produk hewani, tetapi hal ini masih belum dapat dipastikan.
Virus Covid-19 "berpeluang paling besar" untuk ditularkan melalui spesies inang perantara, "berpeluang" untuk ditularkan melalui penularan langsung atau makanan rantai dingin, dan "sangat kecil sekali kemungkinan" ditularkan melalui insiden laboratorium, menurut studi gabungan itu.
Terkait studi di masa mendatang, Liang mengatakan bahwa studi bersama tersebut mengusulkan empat saran, dan yang pertama adalah memperluas basis data terpadu secara global, termasuk data molekul, urutan gen, klinik, epidemiologi, pemantauan hewan, dan pemantauan lingkungan.
Saran kedua adalah terus mencari lebih banyak kemungkinan kasus awal dalam cakupan yang lebih luas di seluruh dunia.
Saran ketiga adalah para ilmuwan di seluruh dunia harus mencari spesies hewan yang dapat menjadi inang virus di banyak negara dan tempat, tidak terbatas pada kelelawar, dan yang terakhir adalah untuk lebih memahami peran rantai dingin dan makanan beku dalam penularan virus Covid-19.
XINHUA | ANTARA